Bisnis.com, JAKARTA - Anak usaha PT Pertamina (Persero) sektor geothermal PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) baru saja melakukan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Jumat (24/2/2023). Lalu, kapan giliran anak usaha Pertamina lainnya, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) melantai di Bursa?
Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury mengatakan pihaknya akan melakukan review terhadap PHE dan akan membicarakan IPO ini dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Karena seperti tadi yang saya sampaikan, batasan nilai tadi [10 persen dari modal] tentu menjadi salah satu pertimbangan," ujar Pahala di BEI, Jakarta, Jumat (24/2/2023).
Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menuturkan terdapat proses pendaftaran dan izin yang harus dilalui PHE sebelum melantai di Bursa.
"Jadi lebih baik satu-satu, kita sukseskan dulu PGEO ini," tutur Nicke.
Sebagai informasi, dalam IPO PGEO ini menawarkan sebanyak 10,35 miliar saham biasa atas nama, yang mewakili sebesar 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor PGEO dan ditawarkan dengan harga penawaran Rp875 setiap saham. PGEO telah melaksanakan penawaran umum sejak 20–22 Februari 2023 dan berhasil meraih dana sebesar Rp9,056 triliun.
Baca Juga
Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Ahmad Yuniarto menyampaikan pelepasan saham perdana atau IPO untuk mendukung rencana PGEO mengembangkan kapasitas terpasang perseroan sebesar 600 MW hingga 2027 mendatang.
PGEO menargetkan untuk meningkatkan basis kapasitas terpasangnya yang dioperasikan sendiri, dari 672 MW saat ini menjadi 1.272 MW pada tahun 2027. Selain juga mendukung ambisi PGEO untuk terus tumbuh dan mengembangkan seluruh value chain dari sumberdaya panas bumi Indonesia.
Adapun pada penutupan perdagangan sesi I hari ini, saham PGEO tercatat ditutup anjlok menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) 6,86 persen ke level Rp815 per saham. Saham PGEO memiliki kapitalisasi pasar Rp33,74 triliun.