Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertamina Geothermal (PGEO) Masuk Bursa, Kapan Giliran Pertamina Hulu Energi?

Setelah sukses mengantar PGEO IPO, kementerian BUMN menuturkan sedang melakukan review terhadap rencana IPO Pertamina Hulu Energi (PHE).
Presiden Jokowi meninjau kawasan PT Pertamina Hulu Rokan di Dumai, Riau, Kamis (5/1/2023) - Humas Setkab/Agung.
Presiden Jokowi meninjau kawasan PT Pertamina Hulu Rokan di Dumai, Riau, Kamis (5/1/2023) - Humas Setkab/Agung.

Bisnis.com, JAKARTA - Anak usaha PT Pertamina (Persero) sektor geothermal PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO) baru saja melakukan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Jumat (24/2/2023). Lalu, kapan giliran anak usaha Pertamina lainnya, PT Pertamina Hulu Energi (PHE) melantai di Bursa?

Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury mengatakan pihaknya akan melakukan review terhadap PHE dan akan membicarakan IPO ini dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Karena seperti tadi yang saya sampaikan, batasan nilai tadi [10 persen dari modal] tentu menjadi salah satu pertimbangan," ujar Pahala di BEI, Jakarta, Jumat (24/2/2023).

Sementara itu, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menuturkan terdapat proses pendaftaran dan izin yang harus dilalui PHE sebelum melantai di Bursa.

"Jadi lebih baik satu-satu, kita sukseskan dulu PGEO ini," tutur Nicke.

Sebagai informasi, dalam IPO PGEO ini menawarkan sebanyak 10,35 miliar saham biasa atas nama, yang mewakili sebesar 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor PGEO dan ditawarkan dengan harga penawaran Rp875 setiap saham. PGEO telah melaksanakan penawaran umum sejak 20–22 Februari 2023 dan berhasil meraih dana sebesar Rp9,056 triliun.

Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Ahmad Yuniarto menyampaikan pelepasan saham perdana atau IPO untuk mendukung rencana PGEO mengembangkan kapasitas terpasang perseroan sebesar 600 MW hingga 2027 mendatang.

PGEO menargetkan untuk meningkatkan basis kapasitas terpasangnya yang dioperasikan sendiri, dari 672 MW saat ini menjadi 1.272 MW pada tahun 2027. Selain juga mendukung ambisi PGEO untuk terus tumbuh dan mengembangkan seluruh value chain dari sumberdaya panas bumi Indonesia.

Adapun pada penutupan perdagangan sesi I hari ini, saham PGEO tercatat ditutup anjlok menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) 6,86 persen ke level Rp815 per saham. Saham PGEO memiliki kapitalisasi pasar Rp33,74 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper