Bisnis.com, JAKARTA — Total pemesanan sukuk ritel (SR) seri SR018 telah mencapai Rp2,28 triliun sejak penawaran dibuka pada Jumat (3/3/2023) pekan lalu.
Berdasarkan data dari salah satu mitra distribusi daring pada Senin (6/3/2023) sekitar pukul 17.00 WIB, penjualan seri SR018 T3 bertenor 3 tahun sejauh ini telah menyentuh Rp1,69 triliun. Adapun kuota pemesanan tercantum Rp13,30 triliun dari target Rp15 triliun.
Sementara itu, seri SR018 T5 tercatat telah terjual Rp587,81 miliar. Batas pemesanan adalah Rp4,41 triliun dari target Rp5 triliun.
Berdasarkan informasi di laman Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), SR018 T3 memiliki kupon 6,25 persen fixed per tahun. Seri ini akan jatuh tempo pada 10 Maret 2026 dan dijual dengan harga per unit sebesar Rp1 juta. Nilai pemesanan minimum untuk SR018 T3 yakni Rp1 juta dan pemesanan maksimumnya Rp5 miliar.
Sementara itu, seri SR018 T5 yang jatuh tempo pada 10 Maret 2028 memiliki tingkat kupon sebesar 6,40 persen fixed per tahun. Nilai pemesanan minimum untuk SR018 T5 yakni Rp1 juta dan pemesanan maksimumnya Rp10 miliar.
Sebelumnya, Direktur Pembiayaan Syariah DJPPR Kementerian Keuangan Dwi Irianti Hadiningdyah mengatakan bahwa pemerintah optimistis animo masyarakat terhadap SR018 tetap tinggi, mengikuti tren positif penjualan sukuk ritel sebelumnya.
Baca Juga
“Target penjualan SR018 oleh para Mitra Distribusi sekitar Rp 15 triliun. Pemerintah cukup optimistis animo masyarakat terhadap SR018 masih tinggi,” kata Dwi kepada Bisnis, Rabu (1/3/2023).
Dia menjelaskan karakteristik SR018 yang bisa diperdagangkan di pasar sekunder menjadi salah satu fitur yang diyakini menarik lebih banyak investor ritel. Seperti diketahui, isu likuiditas selama ini menjadi salah satu perhatian utama investor ritel yang ingin berinvestasi di surat berharga syariah negara (SBSN).
Terlebih, SR018 ditawarkan dengan harga terjangkau, karena investor ritel dapat membeli SR018 dengan harga Rp1 juta, dan dapat dipesan dengan platform online.