Bisnis.com, JAKARTA — PT Hillcon Tbk. (HILL), secara resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Sahamnya terpantau naik 7,6 persen 10 menit setelah diperdagangkan.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia pukul 09.10 WIB, harga saham HILL naik 7,6 persen ke Rp1.345 dari harga awal Rp1.250 per saham. Harga saham HILL sepanjang perdagangan bergerak di kisaran 1.250 - 1.345.
Saham HILL terus melambung 9,20 persen ke Rp1.365 pada 09.30 WIB, dengan kapitalisasi pasar Rp4,02 triliun.
Pada penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham, HILL menerbitkan sebanyak 442.300.000 saham baru atau sebanyak 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Harga penawaran sebesar Rp1.250 per saham. HILL berhasil meraup dana hasil IPO senilai Rp552,87 miliar, dan menjadi perusahaan ke-21 yang melantai di bursa tahun ini.
IPO HILL juga berhasil menarik minat berbagai investor baik asing maupun domestik untuk berpartisipasi dengan penawaran umum perdana saham. IPO HILL mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 5 kali dengan total pemegang saham lebih dari 9.000 investor.
"Hal ini mengindikasikan antusiasme dan optimisme investor pasar modal Indonesia terhadap masa depan perseroan," ungkap Direktur Utama HILL Hersan Qiu, Rabu (1/3/2023).
Baca Juga
Adapun, perolehan dana dari IPO akan digunakan untuk mendukung perkembangan bisnis anak usaha yaitu PT Hillconjaya Sakti (HS) dengan perincian 55 persen untuk modal kerja terkait dengan biaya produksi penambangan, termasuk diantaranya biaya terkait bahan bakar, biaya overhead, pemeliharaan seluruh alat-alat berat.
Sisanya 45 persen, akan digunakan untuk belanja modal yang terdiri atas pembelian alat-alat untuk mendukung kegiatan operasional HS yaitu berupa alat berat beserta sarana penunjang lainnya.
Industri nikel merupakan salah satu sektor yang tumbuh pesat di Indonesia. Produk nikel saat ini mengalami permintaan yang sangat tinggi, terutama dalam bentuk feronikel dan NPI (nickel pig iron). Indonesia juga mengekspor Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) yang kemudian diolah lebih lanjut menjadi nikel sulfat, bahan utama pembuatan baterai mobil listrik (electric vehicle/EV).
Dalam perkembangannya, sektor nikel Indonesia diperkirakan akan meningkatkan kapasitas produksinya untuk memproduksi baterai EV di dalam negeri sehingga dapat memberikan peningkatan permintaan nikel domestik di Indonesia.
Hersan mengatakan dengan dukungan lebih dari 9.000 investor, HILL akan berkomitmen untuk mempertahankan kepercayaan yang telah diberikan dan terus meningkatkan kinerja perusahaan.
"Kami optimistis bahwa HILL dapat menjadi perusahaan jasa pertambangan nikel terdepan dan turut berkontribusi dalam pengembangan industri nikel di Indonesia," ungkapnya.