Bisnis.com, JAKARTA – PT Hillcon Tbk. (HILL) membukukan kenaikan pendapatan sepanjang kurtal I/2025. Meski begitu, laba bersih emiten jasa pertambangan itu mengalami penyusutan.
Berdasarkan laporan keuangan per 31 Maret 2025, HILL berhasil mengakumulasi pendapatan usaha sebesar Rp1,16 triliun pada paruh pertama tahun ini. Angka itu melesat 47,25% year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp788,90 miliar.
Pendapatan HILL terutama ditopang oleh segmen jasa pertambangan sebesar Rp1,14 triliun, naik 49,20% yoy, dari sebelumnya Rp766,56 miliar pada kuartal I/2024. Akan tetapi, pendapatan perseroan pada segmen jasa konstruksi justru melemah 35,13% menjadi Rp11,82 miliar pada kuartal I/2025 dari Rp18,22 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pada saat yang bersamaan, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih perseroan justru menyusut 32,25% menjadi Rp2,69 miliar pada kuartal I/2025. Sementara itu, HILL mencatatkan laba bersih sebesar Rp3,97 miliar pada 3 bulan pertama 2024.
Penyusutan laba bersih HILL sejalan dengan membengkaknya beban pokok pendapatan hingga 31,87% menjadi Rp1,02 triliun pada kuartal I/2025 dari Rp775,22 miliar pada periode yang sama 2024. Membengkaknya beban pokok perseroan terutama disumbangkan oleh beban jasa pertambangan yang meningkat Rp237,30 miliar.
Pada sektor jasa pertambangan, beban perseroan meningkat 31,83% menjadi Rp982,71 miliar pada kuartal I/2025 dari Rp745,40 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, sektor jasa konstruksi juga membebani pendapatan perseroan sebesar 31,84% menjadi Rp35,48 miliar, dari sebelumnya Rp26,91 miliar tiga bulan pertama 2024.
Baca Juga
Berdasarkan neraca, total aset HILL tumbuh sebesar 5,95% menjadi Rp6,65 triliun hingga 31 Maret 2025 dibanding posisi akhir Desember 2024 sebesar Rp6,28 triliun.
Liabilitas perseroan naik menjadi Rp4,93 triliun dibanding akhir 2024 sebesar Rp4,56 triliun. Sedangkan ekuitas naik menjadi Rp1,718 triliun dibanding Desember 2024 sebesar Rp1,714 triliun.
________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.