Bisnis.com, JAKARTA — Pengendali PT Hillcon Tbk. (HILL), PT Hillcon Equity Management memborong 888.000 saham HILL dengan harga pelaksanaan Rp2.600 per saham.
Corporate Secretary HILL Surniati mengatakan aksi borong saham tersebut dilakukan pada perdagangan Selasa (11/3/2025) dengan tujuan untuk investasi.
“Tujuan dari transaksi pembelian untuk investasi,” kata Surniati lewat keterbukaan informasi dikutip Jumat (14/3/2025).
Adapun, persentase saham yang dibeli pengendali HILL itu ekuivalen dengan 0,03%. Nilai investasi yang ditempatkan sebesar Rp2,3 miliar.
Dengan demikian, jumlah saham dan persentase kepemilikan saham PT Hillcon Equity Management saat ini sebesar 1,75 miliar saham atau setara dengan 59,57%.
Sebelumnya, para pemegang saham HILL menyetujui pemecahan saham perusahaan atau stock split dengan rasio 1:5.
Baca Juga
Persetujuan itu diketok lewat Rapat Umum Pemegang saham Luar Tahunan (RUPST) Hillcon yang digelar pada Senin (3/3/2025).
"Pemegang Saham telah menyetujui pemecahan nilai nominal saham perseroan (Stock Split) dari nilai nominal sebelumnya Rp100 per saham menjadi Rp20 per saham," kata manajemen HILL dalam keterbukaan informasi, Senin (10/3/2025).
Dengan stock split ini, maka nilai nominal saham yang semula Rp100 per saham akan menjadi Rp20 per saham.
Selain itu, dalam RUPST tersebut, turut disetujui pula perubahan anggaran dasar perseroan pasal 4 atay (1) dan ayat (2), sehubungan dengan rencana aksi pemecahan saham tersebut.
Lewat stock split ini, jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan yang semula sebanyak 2.948.300.000 saham dengan nilai nominal sebesar Rp100 per saham akan meningkat menjadi sebanyak-banyaknya 14.741.500.000 saham dengan nilai nominal sebesar Rp20 per saham.
Manajemen HILL juga menjelaskan alasan dari dilakukannya stock split ini adalah untuk meningkatkan likuiditas perdagangan saham HILL di BEI, dengan meningkatnya jumlah saham yang beredar.
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.