Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Melantai Hari Ini, Saham IPO Hillcon (HILL) Oversubscribed 5 Kali

IPO Hillcon (HILL) mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 5 kali dengan total pemegang saham lebih dari 9 ribu investor. 
Calon emiten pertambangan PT Hillcon Tbk. menyebutkan akan melakukan paparan publik Penawaran Umum Perdana Saham pada Rabu (15/6/2022) di Jakarta. /Hillcon.
Calon emiten pertambangan PT Hillcon Tbk. menyebutkan akan melakukan paparan publik Penawaran Umum Perdana Saham pada Rabu (15/6/2022) di Jakarta. /Hillcon.

Bisnis.com, JAKARTA — PT Hillcon Tbk (HILL), secara resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dan berhasil meraup dana hasil IPO senilai Rp552,87 miliar. HILL menjadi perusahaan ke-21 yang melantai di bursa tahun ini.

Melalui penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham, HILL menerbitkan sebanyak 442.300.000 saham baru atau sebanyak 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Harga penawaran sebesar Rp1.250 per saham.

IPO HILL juga berhasil menarik minat berbagai investor baik asing maupun domestik untuk berpartisipasi dengan penawaran umum perdana saham. IPO HILL mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 5 kali dengan total pemegang saham lebih dari 9 ribu investor. 

"Hal ini mengindikasikan antusiasme dan optimisme investor pasar modal Indonesia terhadap masa depan perseroan," ungkap Direktur Utama HILL Hersan Qiu, Rabu (1/3/2023).

Adapun, perolehan dana dari IPO akan digunakan untuk mendukung perkembangan bisnis entitas anak usaha yaitu PT Hillconjaya Sakti (HS) dengan perincian 55 persen untuk modal kerja terkait dengan biaya produksi penambangan, termasuk di antaranya biaya terkait bahan bakar, biaya overhead, pemeliharaan seluruh alat-alat berat.

Sisanya 45 persen, akan digunakan untuk belanja modal yang terdiri atas pembelian alat-alat untuk mendukung kegiatan operasional HS yaitu berupa alat berat beserta sarana penunjang lainnya.

Adapun sebagai produsen nikel terbesar di dunia, Indonesia diprediksi akan memproduksi sekitar 1,2 juta ton nikel pada tahun 2022 atau setara dengan 37,5 persen dari total produksi global. Indonesia juga merupakan produsen stainless steel terbesar kedua di dunia setelah China. 

Dalam hal cadangan nikel terbukti, Indonesia memiliki pangsa sebesar 22 persen atau setara dengan 21 juta ton nickel metal, dan diprediksi akan tetap menjadi penyumbang terbesar pasokan bijih nikel dan nikel jadi di dunia dengan perkiraan pangsa pasar mencapai 38 persen pada tahun 2024.

Industri nikel merupakan salah satu sektor yang tumbuh pesat di Indonesia. Produk nikel saat ini mengalami permintaan yang sangat tinggi, terutama dalam bentuk feronikel dan NPI (nickel pig iron). Indonesia juga mengekspor Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) yang kemudian diolah lebih lanjut menjadi nikel sulfat, bahan utama pembuatan baterai mobil listrik (electric vehicle/EV). 

Dalam perkembangannya, sektor nikel Indonesia diperkirakan akan meningkatkan kapasitas produksinya untuk memproduksi baterai EV di dalam negeri sehingga dapat memberikan peningkatan permintaan nikel domestik di Indonesia.

Hersan mengatakan dengan dukungan lebih dari 9.000 investor, HILL akan berkomitmen untuk mempertahankan kepercayaan yang telah diberikan dan terus meningkatkan kinerja perusahaan. 

"Kami optimistis bahwa HILL dapat menjadi perusahaan jasa pertambangan nikel terdepan dan turut berkontribusi dalam pengembangan industri nikel di Indonesia," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper