Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka menguat ke level Rp15.190 pada perdagangan hari ini, Kamis (23/2/2023). Penguatan terjadi pasca mayoritas pejabat the Fed sepakat menaikkan suku bunga dalam rapat FOMC.
Mengutip data Bloomberg pukul 09.00 WIB, rupiah dibuka menguat 0,07 persen ke Rp15.190 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS melemah 0,19 persen ke 104,38.
Bersamaan dengan rupiah, peso Filipina naik 0,31 persen, ringgit Malaysia naik 0,26 persen, won Korea Selatan naik 0,19 persen, dolar Taiwan naik 0,15 persen, dolar Singapura naik 0,08 persen, baht Thailand naik 0,05 persen, yuan Cina naik 0,03 persen, yen Jepang naik 0,02 persen, dan dolar Hong Kong naik 0,01 persen.
Sementara itu, rupee India menjadi satu-satunya mata uang kawasan Asia yang melemah terhadap dolar AS, yakni turun 0,07 persen.
Analis Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan risalah the Fed mengisyaratkan bank sentral AS tersebut belum akan berhenti menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini. Selain itu, terdapat juga ekspektasi akan adanya kenaikan yang lebih besar.
“Ini bisa menjadi pelemah rupiah ke depannya terhadap dolar AS,” ujar Ariston dalam riset, Kamis (23/2/2023).
Baca Juga
Lebih lanjut, dia mengatakan pasar saham Asia tidak seluruhnya bergerak negatif pada pagi ini. Hal ini memberi peluang bagi pasar untuk membeli aset-aset berisiko rendah.
“Sentimen ini bisa menjaga rupiah tidak terlalu melemah,” katanya.
Ariston menyebut rupiah masih terlihat tertekan terhadap dollar AS pada perdagangan hari ini. Pelemahan bisa mengarah ke resisten Rp15.230 dengan support di kisaran Rp15.150.
Hasil risalah Federal Reserve (The Fed) akhirnya resmi dirilis pada Rabu (22/2/2023) waktu setempat. Mayoritas pejabat The Fed setuju untuk menaikkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps), sementara beberapa orang mendukung untuk kenaikan yang lebih besar, yakni 50 bps.