Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Melemah saat Suku Bunga The Fed Diramal Bisa 6 Persen

Bersama dengan rupiah, mayoritas mata uang Asia lainnya juga melemah seperti  baht Thailand turun 0,26 persen, dan won Korea Selatan turun 0,14 persen.
Karyawan memperlihatkan uang rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Jakarta, Rabu (6/72022). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan memperlihatkan uang rupiah dan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing Dolarindo di Jakarta, Rabu (6/72022). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dibuka melemah ke level Rp15.172 pada pembukaan perdagangan hari ini, Selasa (21/2/2023). 

Mengutip data Bloomberg pukul 09.10 WIB, rupiah dibuka melemah 0,09 persen atau turun 13 poin ke Rp15.172 per dolar AS. Hal tersebut terjadi di tengah menguatnya indeks dolar AS sebesar 0,11 persen ke 103,98.

Bersama dengan rupiah, mayoritas mata uang Asia lainnya juga melemah seperti  baht Thailand turun 0,26 persen, won Korea Selatan turun 0,14 persen, yuan Cina turun 0,12 persen, yen Jepang turun 0,07 persen, dolar Singapura turun 0,07 persen, dolar Taiwan turun 0,07 persen, dolar Hong Kong turun 0,04 persen, ringgit Malaysia turun 0,03 persen, dan peso Filipina turun 0,02 persen.

Sementara mata uang kawasan Asia yang dibuka menguat terhadap dolar AS adalah rupee India yang naik 0,12 persen.

Analis Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan rupiah berpotensi melemah terhadap dolar AS meski ditutup menguat pada perdagangan kemarin. Potensi pelemahan disebabkan oleh kemungkinan pengetatan kebijakan moneter AS yang kembali agresif.

“Kemungkinan penerapan kebijakan pengetatan moneter AS yang kembali agresif karena situasi ketenagakerjaan di AS yang bagus dan tingkat inflasi yang tidak cepat turun ke level target 2 persen,” ujar Ariston dalam riset, Selasa (21/2/2023).

Bahkan, pada Januari lalu dalam wawancara dengan Fox Business, CEO JPMorgan Jamie Dimon mengatakan level suku bunga yang diperlukan untuk memperlambat inflasi ke tempat yang seharusnya kemungkinan sekitar 6 persen.

Selain itu, sentimen pasar juga tidak terlalu positif pada pagi ini. Indeks saham Asia terlihat melemah karena terbawa oleh data indeks manufaktur Jepang yang berkontraksi lebih dalam pada Februari 2023.

Sementara itu, terdapat kabar positif seperti neraca dagang Indonesia yang surplus pada semester II/2023. Hal tersebut membantu penguatan rupiah sebelumnya, dan berpotensi menjaga nilai rupiah agar tidak terlalu melemah hari ini.

Ariston menyebut rupiah berpotensi melemah ke arah Rp15.220 dengan potensi support di kisaran Rp15.150 per dolar AS. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper