Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka berfluktuasi pada awal perdagangan hari ini, Senin (20/2/2023).
Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 09.00 WIB, IHSG dibuka ke zona hijau di posisi 6.895,85 dan melesat ke posisi tertinggi 6.910,50 sesaat setelah pembukaan.
Tercatat, 138 saham menguat, 101 saham melemah, dan 321 saham bergerak di tempat. Kapitalisasi pasar IHSG terpantau naik menjadi Rp9.545 triliun.
Saham KKES terpantau melesat 9,71 persen ke Rp113. Kemudian disusul WOMF dan PACK yang naik masing-masing 8,21 persen dan 7,62 persen.
Dari jajaran big cap, saham BBCA menguat 0,67 persen dan BBRI menyusul dengan kenaikan 0,41 persen.
IHSG pun berbalik arah ke zona merah dengan melemah 0,06 persen ke 6.888.6 pada 09.18 WIB.
Baca Juga
Phintraco Sekuritas memperkirakan IHSG berpeluang menguat menuju 6.960 pada pekan ini. Tim Riset Phintraco Sekuritas mengatakan indeks-indeks Wall Street ditutup mixed di Jumat (17/2). Wall Street masih dipengaruhi oleh rilis kinerja tahun penuh 2022 dan pandangan pasar terhadap arah kebijakan The Fed di awal tahun 2023 ini.
Sebagai informasi, Gubernur The Fed, Michelle Bowman menyatakan bahwa jalan untuk mencapai target inflasi The Fed di 2 persen year-on-year (yoy) masih sangat panjang. Hal ini kembali membangun ekspektasi bahwa The Fed masih akan menaikan suku bunga acuan hingga 3 (tiga) kali lagi di 2023 ini.
Beralih ke dalam negeri, IHSG masih bertahan dalam pola rising rectangle. Selama bertahan di atas MA20 di kisaran 6.880, IHSG berpeluang uji resistance di level 6960 pada pekan ini. Support diperkirakan di kisaran 6.840 pada pekan ini.
IHSG masih akan dipengaruhi oleh keputusan RDG BI untuk mempertahankan suku bunga acuan di 5,75 persen (16/2/2023). Saham-saham rate-sensitive mulai membentuk sinyal rebound atau memasuki fase konsolidasi.
Saham-saham tersebut antara lain BSDE, PWON, CTRA, SMRA, WIKA, ADHI, ASII, BMRI, BBTN, BBKP dan BTPS. Pelaku pasar dapat mencermati peluang speculative buy pada saham-saham tersebut dalam jangka pendek.
Kembali ke eksternal, pasar menantikan rilis risalah FOMC pada 23 Februari 2023. Pasar berharap memperoleh informasi mengenai pandangan The Fed terhadap kondisi suku bunga saat ini dan perkembangan terbaru data ekonomi, terutama inflasi dan ketenagakerjaan AS yang relatif solid pada Januari 2023. Hal ini berpotensi menjadi faktor dominan yang mempengaruhi pergerakan IHSG di pekan depan.