Bisnis.com, JAKARTA - Pemeringkat Efek Indonesia atau Pefindo menurunkan peringkat emiten konstruksi pelat merah PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) dan obligasi berkelanjutan III serta obligasi berkelanjutan IV menjadi idCCC. Outlook untuk peringkat korporasi tetap pada CreditWatch dengan implikasi negatif.
Dalam keterangannya, Pefindo menyebut tindakan pemeringkatan tersebut menyusul ketidakmampuan WSKT untuk melakukan pembayaran kupon obligasi III tahap UV seri B yang jatuh tempo pada 16 Februari 2023. WSKT telah menjadwalkan rapat pemegang obligasi pada 16-17 Februari 2023 untuk obligasi III dan obligasi IV, dengan salah satu agendanya adalah meminta perubahan jadwal pembayaran kupon dan pokok.
"Pada saat yang sama, kami menegaskan peringkat obligasi III dan obligasi IV di idAAA(gg) serta sukuk mudharabah I di idAAA(sy)(gg), yang mencerminkan jaminan penuh, tanpa syarat, dan tidak dapat dibatalkan dari pemerintah Indonesia," tulis Pefindo, dikutip Minggu (19/2/2023).
Pefindo melanjutkan peringkat dapat diturunkan jika WSKT tidak mendapatkan persetujuan dari pemegang obligasi untuk melakukan perubahan jadwal pembayaran pokok dan kupon obligasi.
Selain kupon PUB obligasi III yang telah jatuh tempo, WSKT juga menghadapi kewajiban untuk melunasi pokok obligasi III tahap II seri B sebesar Rp2,3 triliun yang akan jatuh tempo pada 23 Februari 2023.
Sebelumnya, dikabarkan akan menunda pembayaran obligasi senilai Rp2,3 triliun pada minggu depan dan telah menunda pembayaran kupon obligasi untuk ketiga kalinya. Berdasarkan dua sumber Bloomberg yang tidak mau disebutkan namanya, Kamis (16/2/2023), WSKT meminta penundaan pembayaran kupon dan pokok surat utang yang jatuh tempo 23 Februari hingga 16 Juni 2023.
Baca Juga
Rencana untuk empat obligasi WSKT dengan nilai gabungan sekitar Rp5 triliun adalah yang paling detail tentang usulan restrukturisasi utang perusahaan. Bursa Indonesia pun menghentikan perdagangan saham WSKT hari ini karena gagal memenuhi kewajiban pembayaran utang.
Waskita Karya menjadi pusat perhatian pelaku pasar tentang pengeluaran besar-besaran selama satu dekade terakhir lantaran proyek-proyek konstruksi terbesar di Indonesia. Banyak utang Waskita yang digunakan untuk membiayai proyek tersebut, menghadapi jatuh tempo yang semakin dekat.
Berdasarkan data Bloomberg, empat perusahaan konstruksi teratas BUMN termasuk WSKT mencatatkan total utang mereka melonjak menjadi sekitar Rp130 triliun rupiah sejak Presiden Joko Widodo menjabat pada tahun 2014.
Sumber Bloomberg juga menyebutkan pembayaran kupon pada obligasi lain WSKT yang jatuh tempo sebelum akhir periode standstill pada 16 Juni 2023 akan ditangguhkan ke jadwal pembayaran triwulanan berikutnya.