Bisnis.com, JAKARTA – Emiten konstruksi BUMN PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) dikabarkan akan menunda pembayaran obligasi senilai Rp2,3 triliun pada minggu depan dan telah menunda pembayaran kupon obligasi untuk ketiga kalinya.
Berdasarkan dua sumber Bloomberg yang tidak mau disebutkan namanya, Kamis (16/2/2023), WSKT meminta penundaan pembayaran kupon dan pokok surat utang yang jatuh tempo 23 Februari hingga 16 Juni 2023.
Rencana untuk empat obligasi WSKT dengan nilai gabungan sekitar Rp5 triliun adalah yang paling detail tentang usulan restrukturisasi utang perusahaan. Bursa Indonesia pun menghentikan perdagangan saham WSKT hari ini karena gagal memenuhi kewajiban pembayaran utang.
“Agar mereka bisa bernafas, mereka butuh debt standstill dulu,” kata Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Kartika Wirjoatmodjo yang akrab dipanggil Tiko dalam sebuah wawancara.
Pejabat yang kementeriannya menetapkan strategi untuk perusahaan negara Indonesia dan juga mengawasi operasi mereka, telah memberi tahu Bloomberg tentang rencana Waskita untuk menunda pembayaran obligasi yang jatuh tempo.
Selama periode 'macet' utang, Waskita dan Kementerian BUMN akan memetakan proposal restrukturisasi komprehensif yang dapat mencakup perpanjangan jatuh tempo obligasi rata-rata lima hingga tujuh tahun, serta kemungkinan pemotongan utang.
Baca Juga
Waskita Karya menjadi pusat perhatian pelaku pasar tentang pengeluaran besar-besaran selama satu dekade terakhir lantaran proyek-proyek konstruksi terbesar di Indonesia. Banyak utang Waskita yang digunakan untuk membiayai proyek tersebut, menghadapi jatuh tempo yang semakin dekat.
Berdasarkan data Bloomberg, empat perusahaan konstruksi teratas BUMN termasuk WSKT mencatatkan total utang mereka melonjak menjadi sekitar Rp130 triliun rupiah sejak Presiden Joko Widodo menjabat pada tahun 2014.
Sumber Bloomberg juga menyebutkan pembayaran kupon pada obligasi lain WSKT yang jatuh tempo sebelum akhir periode standstill pada 16 Juni 2023 akan ditangguhkan ke jadwal pembayaran triwulanan berikutnya.