Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penyebab Laba Indosat (ISAT) Turun 30 Persen Tahun Lalu

Laba bersih Indosat (IOH) atau ISAT menurun pada 2022 akibat peningkatan beban sebagai dampak penggabungan dua perusahaan, meksipun pendapatan naik.
Laba bersih Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) atau ISAT menurun pada 2022 akibat peningkatan beban sebagai dampak penggabungan dua perusahaan, meksipun pendapatan naik. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Laba bersih Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) atau ISAT menurun pada 2022 akibat peningkatan beban sebagai dampak penggabungan dua perusahaan, meksipun pendapatan naik. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten telekomunikasi PT Indosat Tbk. (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) menutup tahun 2022 dengan mencatatkan penurunan laba bersih hingga 30 persen sepanjang 2022.  Hal itu merupakan dampak penggabungan dua perusahaan, yakni Indosat dan Hutchinson Tri.

Pada 2022 laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih Indosat turun menjadi Rp4,72 triliun atau 30 persen, dibandingkan 2021 yang sebesar Rp6,75 triliun.

Manajemen ISAT menjelaskan penurunan laba bersih ini utamanya disebabkan oleh peningkatan beban operasional, peningkatan beban depresiasi dan amortisasi, serta peningkatan biaya finansial.

"Hal tersebut sebagai dampak dari penggabungan dua perusahaan, yang diimbangi oleh peningkatan pendapatan," jelasnya, Senin (13/2/2023).

Dalam info memonya, manajemen ISAT menuturkan pendapatan ISAT naik sebesar 48,9 persen secara tahunan atau year on year (yoy), menjadi sebesar Rp46,75 triliun, dibandingkan tahun 2021 yang hanya sebesar Rp31,38 triliun.

Manajemen menuturkan, peningkatan pendapatan ini imbas dari penggabungan usaha dan momentum operasional yang kuat pada 2022.

Layanan selular, MIDI, dan telekomunikasi milik ISAT masing-masing memberikan kontribusi sebesar 86,1 persen, 12,2 persen, dan 1,7 persen terhadap pendapatan usaha konsolidasian yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2022.

Lebih lanjut, Manajemen ISAT menuturkan dengan kekuatan dari dua merk serta penggabungan bisnis, pelanggan ISAT meningkat sebesar 62,5 persen menjadi 102,2 juta pelanggan pada tahun 2022.

Peningkatan pelanggan ini sedikit berdampak pada penurunan Average Revenue per User (ARPU) menjadi Rp33.900 di tahun 2022, dari sebelumnya sebesar Rp34.400 pada tahun 2021.

Perluasan basis pelanggan menghasilkan pertumbuhan trafik data sebesar 91,8 persen YoY pada tahun

2022. Selain itu, cakupan jaringan ISAT juga meningkat, seiring peningkatan jumlah BTS 4G yang mencapai 137.000, sehingga mampu menangani peningkatan trafik yang tinggi.

"Fokus utama ISAT di tahun 2022 adalah proses integrasi setelah penggabungan usaha, demi memaksimalkan sinergi dalam hal biaya dan capex, beriringan dengan mendapatkan berbagai peluang dalam pendapatan," tulis manajemen Indosat, Senin (13/2/2023).

Manajemen menuturkan, perkembangan integrasi ISAT sejauh ini lebih cepat dari jadwal yang telah ditentukan, sebagai hasil dari eksekusi strategi yang konsisten dengan dukungan dari para mitra vendor.

Pada Desember 2022, dengan dukungan dari Ericsson, ISAT telah berhasil menyelesaikan integrasi jaringan di area Jabodetabek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper