Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sederet Alasan Harga Emas Masih Bisa Naik, Bank Sentral Borong Logam Mulia

Mirae Asset Sekuritas menilai aksi menumpuk cadangan emas oleh para bank sentral negara berkembang menjadi salah satu faktor pendongkrak harga emas global.
Emas batangan 24 karat ukuran 1oz atau 1 ons, setara 28,34 gram. Harga emas mengalami pergerakan ekstrim pada pekan ini yang mana sempat turun ke level US$1.800 per ons beberapa hari setelah memecahkan rekor harga tertinggi./Bloomberg
Emas batangan 24 karat ukuran 1oz atau 1 ons, setara 28,34 gram. Harga emas mengalami pergerakan ekstrim pada pekan ini yang mana sempat turun ke level US$1.800 per ons beberapa hari setelah memecahkan rekor harga tertinggi./Bloomberg

Bisnis.com, JAKATA – Harga emas global diprediksi akan terus menguat sebagai aset safe haven didukung oleh dua katalis utama yaitu praresesi dan dolar AS yang melemah. Bahkan, pembelian emas oleh Bank Sentral juga ikut mendorong harga emas. 

Berdasarkan data Bloomberg pada 21.20 WIB, harga emas spot terpantau berada pada posisi US$1.880,16 per troy ounce, menguat 0,38 persen. Sementara itu, emas Comex kontrak April 2023 naik 0,49 persen ke level US$1.894.10 per troy ounce. 

Head of Investment Research Strategist Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya menjelaskan harga emas akan terus menguat didukung oleh dua katalis utama yaitu praresesi atau laju harga emas di tengah resesi ringan dan faktor dolar AS yang melemah, sehingga emas akan menjadi aset pilihan.

“Dari sisi permintaan emas, sejak kuartal III/2022, bank sentral negara-negara di dunia telah melakukan pembelian emas sebagai cadangan mereka untuk memastikan ketahanan ekonomi,” jelas Hariyanto dalam riset, dikutip Rabu (8/2/2023).

Selain itu, bank sentral telah menumpuk cadangan emas mereka selama beberapa tahun. Per September 2022, menurut Hariyanto, negara berkembang memiliki cadangan emas yang relatif rendah terhadap total cadangannya dibandingkan dengan negara maju.

“Oleh karena itu, kami percaya bahwa ini akan memberikan ruang yang cukup bagi negara-negara tersebut untuk menumpuk cadangan emas lebih banyak lagi,” imbuhnya.

Sementara itu, permintaan dan pembelian emas tersebut tidak diiringi dengan pasokan yang ada. Hariyanto menyebutkan produksi emas kuartalan dari produsen emas global cenderung menurun. Sehingga, pasokan dan permintaan emas seharusnya mendukung harga emas untuk terus menguat.

“Seperti komoditas lainnya, harga emas juga dipengaruhi oleh pasokan global dan permintaan. Kami mengamati produsen emas global dan menemukan bahwa produksi emas triwulanan telah terjadi dalam downtrend sejak beberapa triwulan lalu,” katanya.

Hariyanto mengatakan produsen emas dunia baik senior, menengah maupun junior telah mengalami penurunan produksi sejak 2020 hingga awal 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper