Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo berencana melakukan penghentian ekspor emas, setelah resmi melarang ekspor bauksi, tembaga, dan timah mulai tahun ini. Emiten perhiasan emas PT Hartadinata Abadi Tbk. (HRTA) mengantisipasi kebijakan tersebut.
Direktur Investor Relation Hartadinata Abadi (HRTA) Thendra Crisnanda mengatakan jika aturan tersebut dilaksakanan, pertama pemerintah harus memastikan bahwa ada solusi untuk pelaku industr dari kebijakan baru tersebut. Pasalnya, jika tidak ada wadah yang menampung pasokan dalam negeri akan merugikan bagi produsen emas.
“Kalau saya lihat dari sisi bisnis, solusi yang bisa dipertimbangkan adalah bisa untuk mengikuti tren global,” kata Thendra kepada Bisnis, Rabu (8/2/2023).
Data secara global menunjukkan hampir seluruh bank sentral melakukan pembelian emas terbesar sejak 1967, dan pembelian emas dari seluruh bank sentral di dunia di kuartal ketiga 2022 mencapai 400 ton, itu tertinggi sejak 1967. Pada November dan Desember 2022, Bank of China juga menambah cadangan emas mereka lebih dari 30 ton.
“Solusi yang bisa dipertimbangkan, yaitu nantinya bank sentral Indonesia BI, atau lembaga keuangan termasuk perbankan bisa menjadi salah satu sumber permintaan untuk kita bisa meng-cover kemungkinan oversupply yang bisa terjadi dari kebijakan yang akan diambil,” jelasnya.
Terlebih saat ini emas sudah menjadi aset tier 1, setara dengan mata uang global seperti dolar AS dan mata uang lainnya. Harapannya, ketika kebijakan ini diresmikan, pemerintah sudah menyiapkan wadahnya, yang siaga menyerap pasokan yang ada.
Baca Juga
Adapun, dari HRTA sendiri menyiapkan strategi dengna memperkuat posisi sebagai pemain terbesar dan terintergrasi, untuk di perhiasan dan emas batangan di Indonesia.
“Posisi kita kuat di midstream dan downstream. Dengan perubahan kebijakan, yang kami antisipasi kami bisa menyiapkan pasokan terutama untuk perbankan, sebagai salah satu sumber permintaan emas fisik yang ada di Indonesia, karena HRTA sudah punya fasilitas pemurnian emas,” ujarnya.
Selain itu, HRTA sudah memiliki jaringan distribusi yang lebih siap, sehingga dengan kebijakan ini bisa terus melakukan ekspansi organik untuk toko sendiri dan partner dengan toko retail, serta mendapat sumber permintaan yang baru dari institusi pemerintah dalam bentuk emas fisik.
“HRTA juga tidak ada ekspor, kita murni menjual di pasar domestik, belum ada porsi aktivitas ekspor. Ini juga bisa menjadi peluang untuk sumber pertumbuhan,” tambahnya.