Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bidik Proyek Anyar, Adhi Karya (ADHI) Kaji Peluang Tol Getaci

Adhi Karya (ADHI) secara internal akan melihat potensi dari proyek tol Getaci.
Pekerja beraktivitas di proyek yang dikerjakan PT Adhi Karya./JIBI-Nurul Hidayat
Pekerja beraktivitas di proyek yang dikerjakan PT Adhi Karya./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA — PT Adhi Karya (Persero) Tbk. (ADHI) tengah mengkaji lelang ulang proyek Jalan Tol Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap atau Tol Getaci dengan model kerja sama yang baru.

VP Corporate Secretary ADHI Farid Budiyanto mengatakan perseroan masih menunggu dan melihat hasil kajian untuk proyek Tol Getaci. Ia menyebut internal ADHI akan melihat potensi dari proyek tersebut.

Farid menyebut Tol Getaci yang digadang sebagai jalan tol terpanjang di Indonesia membutuhkan dana investasi yang cukup besar. Ia menyebut ADHI akan mengukur kemampuan untuk berinvestasi dalam proyek tersebut.

“Jangan sampai nanti kita menambah [proyek Tol Getaci] menjadi kita sendiri tidak mampu, tapi memaksakan gitu,” ujar Farid di Gedung Kementerian BUMN, Rabu (8/2/2023).

Farid menyebut saat ini ADHI fokus pada penyelesaian ruas pertama Jalan Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulonprogo di semester II/2023. Ia juga menyebut akan melihat situasi proyek tersebut sebelum melakukan divestasi. Hal ini lantaran ketika ruas tol belum utuh, maka lalu lintas belum tinggi.

Kemudian ADHI menargetkan pembangunan Jalan Tol Bogor-Serpong-Parung dapat dimulai pada 2024. Sementara mengenai proyek Jalan Tol Sentul Selatan-Karawang Barat ia menyebut masih belum ada pembahasan yang intens.

Namun, Farid menyebut ada tim untuk mengkaji skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Ia menyebut ADHI akan merancang agar investasi efisien, dan trase jalan menarik bagi pengguna jalan.

Sementara untuk proyek Jalan Tol Yogyakarta-Bawen, Farid menyebut belum dapat rampung dalam waktu dekat. Hal ini lantaran proyek tersebut terdiri dari beberapa usaha yang tergabung dalam konsorsium.

Farid menambahkan saat ini ADHI masih memiliki dana penyertaan modal negara (PMN) yang belum dimanfaatkan, namun masih dalam proses penggunaan. Adapun ADHI sudah menerima PMN senilai Rp1,97 triliun pada 2022.

Kepala Bidang Investasi Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian PUPR, Denny Firmansyah, menjelaskan pemerintah akan mengubah skema pembangunan pada proyek Tol Getaci dari yang semula prakarsa swasta atau unsolicited project menjadi prakarsa pemerintah atau solicited project.

Di samping itu, Kementerian PUPR akan membagi lelang ruas tersebut menjadi dua tahap yakni Gedebage-Tasikmalaya dan Tasikmalaya-Cilacap. Namun, pemerintah hanya akan melelang ulang tahap I.

Menurutnya, dalam skema solicited tersebut, pemerintah dapat memilih penawaran yang paling rendah dari badan usaha peserta lelang. Denny menambahkan, untuk lelang kali ini akan terjadi perubahan nilai investasi, internal rate of return (IRR), serta perhitungan jumlah kendaraan yang melintas.

"Untuk investasi tahap I kurang lebih separuhnya, sekitar Rp30 triliun," kata Denny kepada Bisnis di Jakarta, Rabu (8/2/2023).

Denny menuturkan, Kementerian PUPR akan melelang ulang ruas tersebut dalam waktu dua bulan ke depan atau pada April 2023. Dia menargetkan tahap konstruksi Jalan Tol Getaci dapat dimulai pada akhir tahun ini, jadwal tersebut bergantung dengan proses lelang ulang yang dilaksanakan.

"Kita targetkan 2 tahun, mudah-mudahan akhir tahun ini kita bisa mulai konstruksi jadi akhir tahun 2025 bisa beroperasi paling lambat awal 2026," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper