Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat di Wall Street, New York turun pada penutupan perdagangan Jumat (3/2/2023) waktu setempat usai rilis data tenaga kerja Amerika yang kuat memicu kekhawatiran tentang tindakan agresif Federal Reserve.
Berdasarkan data Bloomberg, Sabtu (4/2/2023), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 0,38 persen atau 127,93 poin ke 33.926,01, S&P 500 anjlok 1,04 persen atau 43,28 poin ke 4.136,48, dan Nasdaq ambles 1,59 persen atau 193,86 poin ke 12.006,95.
S&P 500 masih membukukan kenaikan untuk minggu ini, parkir tidak jauh dari posisi tertinggi lima bulan. Nasdaq mencatat kenaikan mingguan kelima berturut-turut, rekor terpanjang sejak akhir 2021.
Mengutip Reuters, pertumbuhan pekerjaan AS meningkat tajam pada Januari, dengan nonfarm payrolls melonjak sebesar 517.000 pekerjaan, jauh di atas perkiraan 185.000. Tingkat pengangguran mencapai level terendah lebih dari 53-1/2 tahun di 3,4 persen.
Tanda kekuatan ekonomi lainnya, aktivitas industri jasa AS pulih dengan kuat pada Januari 2023.
Investor telah menyeimbangkan tanda-tanda harapan bahwa ekonomi dapat menghindari resesi terhadap kekhawatiran tentang berapa lama The Fed akan mempertahankan suku bunga tinggi untuk mengendalikan inflasi.
Baca Juga
S&P 500 naik awal pekan ini setelah komentar yang lebih dovish dari Ketua Fed Jerome Powell. Ia mengakui kemajuan dalam perang melawan inflasi.
“Laporan pekerjaan merupakan kejutan yang luar biasa dan menimbulkan banyak pertanyaan tentang apa yang akan dilakukan The Fed selanjutnya,” kata Kristina Hooper, kepala strategi pasar global Invesco.
Adapun indeks utama Wall Street memiliki awal yang solid untuk tahun ini karena saham teknologi dan saham lain yang berjuang pada tahun 2022 telah pulih. Hal ini didorong oleh harapan bahwa kenaikan suku bunga Fed akan segera berakhir dan ekonomi mungkin dapat melewati soft landing.
Pada Jumat, investor juga mencerna sejumlah besar laporan keuangan perusahaan Saham Apple, perusahaan AS terbesar berdasarkan nilai pasar, naik 2,4 persen. Apple memperkirakan bahwa pendapatan akan turun untuk kuartal kedua berturut-turut tetapi penjualan iPhone kemungkinan akan meningkat karena produksi telah kembali normal di China.
Saham Amazon terpantau merosot 8,4 persen. Perusahaan mengatakan laba operasi bisa turun menjadi nol pada kuartal saat ini karena penghematan dari PHK tidak menutupi dampak keuangan dari konsumen dan pelanggan cloud yang menekan pengeluaran.
Saham Alphabet juga turun 2,7 persen setelah induk Google membukukan laba kuartal keempat dan penjualan di bawah ekspektasi Wall Street.