Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (3/2/2023). Sejumlah emiten bank besar seperti BBRI, BBCA, BMRI dan BBNI kompak di tutup di zona hijau.
Mengutip data Bloomberg, Jumat (3/2/2023) pukul 15.00, IHSG ditutup menguat 0,31 persen atau 21,16 poin ke 6.911,73. IHSG sempat bergerak mencapai level tertinggi 6.951,96 sepanjang sesi perdagangan dan menduduki level terendah hari ini di 6.896,08.
Kapitalisasi pasar naik ke Rp9.541,30 triliun dari Rp9.515 triliun pada penutupan kemarin. Terdapat 241 saham menguat, 262 saham berakhir di zona merah, dan 213 saham stagnan.
Sejumlah saham perbankan tercatat menutup perdagangan dengan nyaman di zona hijau, dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) melesat 3, 26 persen ke level Rp4.750. Selanjutnya, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yang juga naik 2,96 persen ke Rp8.700.
Selain itu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang terpantau naik 2,06 persen ke level Rp9.925, dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) tercatat naik 2,20 persen.
Namun, di tengah penguatan IHSG, sejumlah saham kapitalisasi besar terpantau turun, seperti saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) yang turun 3,83 persen dan juga saham PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) yang ambles 5,16 persen.
Baca Juga
Di jajaran top 10 top lossers sejumlah saham seperti ISAP, MGLV, MIDI dan SPDC perkir di zona merah dengan penurunan masing-masing 9,46 persen, 8,62 persen, 6,90 persen dan 6,88 persen.
Sebelumnya Tim Analis Phintraco Sekuritas Valdy K menyebut IHSG diprediksi menguat menguji resistance 6.900-6.920 pada perdagangan hari ini, Jumat (3/2/2023).
Penguatan disebut Valdy ditopang oleh penguatan nilai tukar Rupiah ke dolar AS yaitu Rp14,875 di Kamis sore (2/2/2023) merespon keputusan The Fed memperlambat kenaikan The Fed Rate menjadi 25 bps dalam FOMC Februari 2023.
“Kebijakan ini memberikan ruang bagi BI untuk membatasi sukubunga acuan di 6 persen, mengingat inflasi domestik juga turun ke 5.28 persen di Januari 2023, lebih rendah dari perkiraan,” jelasnya.
Masih dari eksternal BoE juga mulai melihat potensi perlambatan kenaikan sukubunga acuan. Akan tetapi, dalam jangka pendek, keputusan ECB dan BoE untuk menaikan sukubunga acuan sebesar 50 bps dapat berdampak positif terhadap Rupiah.
Dengan demikian, dalam jangka pendek, saham-saham rate-sensitive bisa diperhatikan. Seperti BSDE, PWON dan BBKP. Saham-saham consumer-related, seperti UNVR, PGAS, AKRA, CPIN dan KLBF juga bisa diperhatikan.