Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Ditutup Melemah, Tertahan Saham GOTO, BMRI dan BBNI

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,38 persen ke level 6.972,48 akibat tertahan saham GOTO, BBNI, dan BMRI
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu kantor perusahaan sekuritas di Jakarta, Kamis (12/1/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawan mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu kantor perusahaan sekuritas di Jakarta, Kamis (12/1/2023). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,38 persen ke level 6.972,48 akibat tertahan saham GOTO, BBNI, dan BMRI pada perdagangan Senin (30/1/2021).

Berdasarkan data RTI pukul 15.01 WIB, IHSG melemah 26,50 poin dan sempat mencapai level tertinggi 6.925,46 sepanjang sesi perdagangan. Adapun level terendah IHSG hari ini berada di 6.8834,08.

Kapitalisasi pasar turun ke Rp9.500,42 triliun, dengan 202 saham menguat, 315 saham berakhir di zona merah, dan 206 saham stagnan.

Penurunan IHSG terutama disebabkan oleh melemahnya sektor teknologi sebesar 1,37 persen, kemudian disusul indeks sektor transportasi yang turun 0,99 persen, dan sektor infrastruktur turun 0,87 persen.

Saham yang memimpin daftar top losers adalah PT Lavender Bina Cendikia Tbk. (BMBL) yang turun 9,09 persen ke harga Rp90. Kemudian saham PT Alakasa Industrindo Tbk. (ALKA) turun 7,00 persen ke Rp452 per saham dan TMPO tuurn 6,99 persen.

Di jajaran top 10 saham-saham berkapitalisasi besar, saham GOTO memimpin penurunan dengan koreksi sebesar 3,42 persen ke level Rp113. Kemudina saham BBNI dan BMRI menyusul dengan koreksi sebesar 2,62 persen dan 0,75 persen.

Tim Riset Phintraco Sekuritas dalam risetnya menyebutkan pergerakan IHSG masih dipengaruhi hasil FOMC The Fed pekan ini. Mereka mengatakan indeks-indeks Wall Street menguat di Jumat (27/1/2023) dan Nasdaq mencatatkan penguatan mingguan keempat berturut-turut. Sentimen positif berasal dari rilis kinerja keuangan tahun penuh 2022 yang relatif solid dari sejumlah perusahaan di AS, seperti American Express dan Tesla.

Hal ini sejalan dengan realisasi pertumbuhan ekonomi AS sebesar 2,9 persen qoq di kuartal IV/2022 yang lebih tinggi dari ekspektasi di 2,6 persen qoq. Terakhir, pelaku pasar mengantisipasi kenaikan The Fed Rate terkecil (25 bps) sejak The Fed agresif menaikan suku bunga acuan di Mei 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper