Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Berpotensi ke 7.200, Sejumlah Saham Potensi Cuan

IHSG berpotensi mencapai level 7.200 pada 2023 dengan rekomendasi sejumlah saham pilihan dari Ajaib Sekuritas.
IHSG berpotensi mencapai level 7.200 pada 2023 dengan rekomendasi sejumlah saham pilihan dari Ajaib Sekuritas. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
IHSG berpotensi mencapai level 7.200 pada 2023 dengan rekomendasi sejumlah saham pilihan dari Ajaib Sekuritas. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi mencapai 7.000-7.200 pada 2023. Hal ini berdasarkan kondisi perekonomian makro yang dinilai masih kokoh.

Tim riset Ajaib Sekuritas mengatakan pertumbuhan perekonomian Indonesia kian pulih sepanjang 2022. Terdapat indikator fundamental ekonomi yang solid seperti Bank Indonesia (BI) memproyeksikan perekonomian dapat tumbuh pada kisaran 4,7 persen sampai 5,5 persen.

“Indonesia mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang kian solid di tengah gejolak eksternal dan potensi perlambatan ekonomi negara maju,” tulis tim riset Ajaib Sekuritas dalam riset, Rabu (11/1/2023).

Perekonomian Indonesia juga akan ditopang dengan meningkatnya aktivitas masyarakat seiring dicabutnya pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Iklim investasi juga diprediksi meningkat dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja.

Dari luar negeri, kembali dibukanya aktivitas perekonomian Cina menjadi pendorong bagi peningkatan perekonomian domestik. Hal ini lantaran kinerja ekspor akan meningkat sehingga surplus neraca perdagangan dan transaksi dapat terus berlanjut.

Meski demikian, hal ini juga berpotensi menghambat arus modal Indonesia karena pulihnya perekonomian Cina juga menjadi daya tarik investor asing. Indonesia berpotensi mengalami defisit transaksi modal seiring pulihnya perekonomian Cina.

Pelaku pasar juga masih mengkhawatirkan potensi resesi di beberapa negara maju seperti Amerika Serikat. Terlebih lagi bank sentral AS alias Federal Reserve (Fed) diproyeksikan masih menaikkan suku bunga hingga semester I/2023.

Sinyal hawkish the Fed muncul seiring inflasi AS yang masih jauh dari target 2 persen. Adapun pelaku pasar disebut telah beralih pada obligasi yang memiliki risiko lebih rendang daripada saham.

Kinerja IHSG juga akan diwarnai sejumlah peristiwa politik jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Secara historis, kinerja IHSG dalam satu tahun sebelum pemilu ditutup menguat.

“Misalnya pada pemilu periode 2009, 2014 dan 2019 IHSG mengalami penguatan masing masing 13,2 persen, 10,9 persen, dan 7,7 persen,” tulis tim riset Ajaib Sekuritas.

Beberapa sektor yang berpeluang mengalami akselerasi ditengah ketidakpastian perekonomian global adalah keuangan, tambang logam dan konsumen, dan telekomunikasi.

Sektor keuangan berpotensi diuntungkan dengan adanya daya beli masyarakat yang kuat. Hal ini tercermin pada penyaluran kredit nasional yang tumbuh 10,8 persen secara year-on-year (YoY) pada November 2022. Saham unggulan untuk sektor keuangan adalah BBCA, dan BBRI.

Kemudian sektor konsumen berpotensi menguat dengan kuatnya daya beli masyarakat, kenaikan upah minimum, kenaikan anggaran subsidi, efek domino jelang Pemilu, dan penurunan harga komoditas. Saham unggulan untuk sektor ini adalah INDF, dan AMRT.

Sektor tambang logam disebut diuntungkan dengan terbitnya Perppu Cipta Kerja. Beleid ini diproyeksikan dapat membawa investasi langsung untuk meningkatkan hilirisasi mineral logam. Optimisme juga terlihat dari Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang menaikkan target investasi sebesar 16,7 persen menjadi Rp1.400 triliun dari Rp1.200 triliun.

Per September 2022, realisasi investasi secara kumulatif telah mencapai Rp892,4 triliun, penanaman modal asing (PMA) Rp479,3 triliun, dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp413,1 triliun. PMA didominasi oleh sektor logam dasar, barang logan, dan bukan mesin beserta peralatannya dengan total investasi US$8,5 miliar atau meningkat 70 persen secara YoY.

Aktivitas industri manufaktur Cina juga menguat disertai meningkatnya permintaan dengan adanya pelanggaran Zero Covid Policy. Kemudian emas menjadi pilihan yang berpotensi meningkat dan menjadi safe haven ditengah ketidakpastian global. Saham unggulan untuk sektor tambang logam adalah MDKA dan ANTM.

Sektor telekomunikasi menjadi menarik jelang Pemilu lantaran adanya peningkatan pengguna layanan internet. Platform daring seringkali digunakan sebagai ruang publik untuk menyuarakan aspirasi.

Secara historis, sektor telekomunikasi juga menguat setahun jelang pemilu. Sektor ini memiliki prospek baik dengan penetrasi internet yang terus bertumbuh.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan pengguna internet Indonesia mencapai 62,10 persen pada 2021. Angka ini naik dari 53,73 persen total populasi pada 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper