Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Anjlok 1 Persen Terimbas Perbaikan Pasar Tenaga Kerja AS

Wall Street jatuh lebih dari 1 persen terimbas Data Perbaikan Pasar Tenaga Kerja AS. Dow Jones turun 339,69 poin atau 1,02 persen, 32.930,08 poin.
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA -  Indeks utama Wall Street kehilangan lebih dari satu persen pada akhir perdagangan Kamis (05/01/2023), dengan indeks Nasdaq memimpin penurunan terimbas pasar tenaga kerja yang ketat mengikis harapan bahwa Federal Reserve dapat menghentikan siklus kenaikan suku bunga segera setelah tetap fokus pada inflasi.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 339,69 poin atau 1,02 persen, 32.930,08 poin. Indeks S&P 500 tergelincir 44,87 poin atau 1,16 persen, menjadi berakhir di 3.808,10 poin. Indeks Komposit Nasdaq terpangkas 153,52 poin atau 1,47 persen, menjadi 10.305,24 poin.

Di antara 11 sektor utama S&P 500, sektor real estat - yang merupakan persentase pemenang terbesar pada Rabu (4/1/2022) - memimpin penurunan sektor dengan kerugian 2,9 persen, diikuti utilitas merosot 2,2 persen. Satu-satunya yang untung adalah sektor energi yang ditutup naik 1,99 persen karena harga minyak menetap lebih tinggi.

Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP pada Kamis (5/1/2023) menunjukkan kenaikan pekerjaan swasta yang lebih tinggi dari perkiraan pada Desember. Laporan lain menunjukkan klaim pengangguran mingguan turun minggu lalu.

Pada Rabu (4/1/2023), kumpulan data lain menunjukkan penurunan moderat dalam lowongan pekerjaan AS. Sementara pasar tenaga kerja yang kuat biasanya akan disambut sebagai tanda kekuatan ekonomi, investor saat ini melihatnya sebagai alasan Fed mempertahankan suku bunga tinggi.

"Sangat jelas bahwa kabar baik di pasar tenaga kerja berarti kabar buruk bagi pasar saham. Data menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja sangat tangguh," kata Anthony Saglimbene, kepala strategi pasar Ameriprise di Tory Michigan sebagaimana dikutip Antara, Jumat (06/01/2023).

"Selama pasar tenaga kerja tangguh, Federal Reserve akan terus memperketat kondisi keuangan untuk menurunkan inflasi," kata ahli strategi yang memperkirakan investor sangat fokus pada inflasi upah dalam laporan pekerjaan Jumat.

Wall Street kehilangan tenaga di penghujung hari, berakhir mendekati posisi terendah sepanjang sesi. Wall Steet memangkas kerugian pada sore hari ketika pemimpin Federal Reserve St. Louis James Bullard mengatakan 2023 akhirnya dapat membawa kelegaan yang disambut baik di bagian depan inflasi.

Sementara itu Saglimbene mencatat bahwa komentar Bullard tidak mengejutkan, pernyataannya bahwa kenaikan suku bunga mulai menunjukkan beberapa tanda meredam inflasi, memberikan kepastian.

Pada Rabu (4/1/2023), indeks utama Wall Street terpukul setelah risalah dari pertemuan Fed Desember menunjukkan para pejabat berfokus pada perang melawan inflasi bahkan ketika mereka setuju untuk memperlambat laju kenaikan untuk membatasi risiko ekonomi.

Pada Kamis (5/1/2023) pagi, pemimpin Fed Kansas City Esther George dan Presiden Atlanta Raphael Bostic menekankan bahwa prioritas bank sentral adalah mengekang inflasi melalui pengetatan kebijakan. Analis emperkirakan suku bunga akan memuncak sedikit di atas 5,0 persen pada Juni.

Laporan penggajian non pertanian yang lebih komprehensif akan dirilis pada Jumat, akan dilihat untuk petunjuk lebih lanjut tentang permintaan tenaga kerja dan lintasan kenaikan suku bunga.

Saham Tesla Inc. berakhir turun 2,9 persen setelah penjualan Desember kendaraan listrik buatan China turun ke level terendah lima bulan, sementara Amazon.com Inc berakhir turun 2,4 persen setelah mengumumkan peningkatan rencana PHK.

Walgreens Boots Alliance Inc ditutup jatuh 6,0 persen menjadi 35,19 dolar AS setelah perusahaan rantai toko obat itu membukukan kerugian triwulanan atas biaya litigasi opioid. Saham Bed Bath & Beyond Inc anjlok 29,9 persen menjadi 1,69 dolar AS, setelah pengecer barang rumah tangga itu mengatakan sedang menjajaki opsi, termasuk kebangkrutan.

Pada bursa AS sebanyak 10,21 miliar saham berpindah tangan dibandingkan dengan rata-rata pergerakan 10,79 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper