Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup melemah ke level Rp15.610 pada perdagangan hari ini, Kamis (5/1/2023), setelah investor mencerna hasil rapat The Fed.
Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup turun 0,22 persen atau 34 poin ke Rp15.616,5 per dolar AS. Hal tersebut terjadi di tengah penguatan indeks dolar AS 0,16 persen ke 104,41.
Bersama dengan rupiah, beberapa mata uang Asia lainnya juga melemah seperti dolar Taiwan turun 0,11 persen, dolar Singapura turun 0,09 persen, dan baht Thailand turun 0,05 persen.
Sementara itu, mata uang Asia yang menguat di antaranya yuan Cina naik 0,30 persen, peso Filipina naik 0,20 persen, won Korea Selatan naik 0,18 persen, rupee India naik 0,06 persen, ringgit Malaysia naik 0,02 persen, dan dolar Hong Kong naik 0,01 persen.
Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pelaku pasar tengah menimbang beragam sinyal pada kebijakan moneter dari risalah pertemuan bank sentral AS, yakni Federal Reserve bulan Desember 2022. Adapun rilis data manufaktur AS mengalami kontraksi selama dua bulan berturut-turut di bulan Desember.
“Sementara Bank of Japan berencana untuk menaikkan prakiraan inflasinya,” ujar Ibrahim dalam risetnya, Kamis (5/1/2023).
Baca Juga
BoJ berencana untuk menaikkan perkiraan inflasi inti dalam proyeksi triwulan yang jatuh tempo bulan ini. Meski demikian, BoJ belum berencana untuk meningkatkan suku bunga.
Adapun, pelonggaran kenaikan suku bunga bergantung pada kebijakan moneter AS. Risalah The Fed menunjukkan para pembuat kebijakan AS mendukung perlambatan kenaikan suku bunga dan mempertahankan tingkat suku bunga untuk lebih lama.
Dari dalam negeri, pelaku pasar tengah memantau situasi politik seiring adanya isu reshuffle kabinet yang akan dilakukan oleh Presiden Joko Widodo. Salah satu penyebabnya adalah partai NasDem yang mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai calon presiden 2024.
Deklarasi tersebut membuat para partai koalisi khususnya PDI-Perjuangan menganggap NasDem melakukan manuver politik yang kurang etis. Hal ini karena Jokowi masih berkutat dengan kondisi perekonomian global yang bermasalah akibat perang Rusia-Ukraina.
“Pelaku pasar berharap gonjang - ganjing memanasnya perpolitikan tersebut segera diselesaikan dengan mereshuffle menteri-menteri yang diusung oleh partai nasdem. Karena hal tersebut akan berpengaruh terhadap kondisi perpolitikan dalam negeri yang berimbas terhadap pemulihan perekonomian Indonesia,” jelas Ibrahim.
Ibrahim memproyeksikan rupiah dibuka fluktuatif pada perdagangan besok. Namun, berpotensi ditutup melemah pada rentang Rp15.600 - Rp15.670.