Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dibuka Presiden Jokowi, IHSG Awali 2023 dengan Menguat Tipis

IHSG Menguat tipis pada perdagangan hari ini, Senin (02/01/2022). Presiden Jokowi hadir secara langsung untuk membuka perdagangan pertama di tahun 2023 ini.
Pegawai mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai mengamati layar yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (27/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membuka perdagangan 2023 dengan penguatan tipis hari ini, Senin (2/1/2023). Pembukaan perdagangan perdana 2023 diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Berdasarkan data Bloomberg pada pukul 09.00 WIB IHSG dibuka di 6.850,74 atau naik tipis dari posisi penutupan 6.850,61 Jumat (30/12/2022). IHSG kemudian melanjutkan pergerakan yang cukup fluktuatif dengan level tertinggi 6.854,73 dan terendah 6.836,50 sampai pukul 09.04 WIB.

Sebanyak 201 saham menguat, 138 saham melemah. Sementara itu 206 saham lainnya dibuka stagnan tanpa perdagangan. Kapitalisasi pasar mencapai Rp9.535 triliun.

Mayoritas indeks sektoral mengawali pembukaan di zona hijau dengan kenaikan tertinggi pada sektor teknologi yang menguat 0,50 persen. Kemudian disusul sektor konsumer cyclical 0,24 persen dan industri dasar naik 0,24 persen.

Sementara itu, mayoritas saham-saham penghuni top 10 big cap terpantau mengawali perdagangan dengan pelemahan. ADRO dan BBRI memimpin pelemahan dengan koreksi sebesar 5,19 persen dan 1,62 persen. Kemudian disusul UNVR dan ASII yang turun 0,64 persen dan 0,44 persen.

Beberapa saham berkapitalisasi besar yang dibuka menguat adalah BYAN yang naik 1,43 persen, kemudian BBCA dan BMRI menguat masing-masing 0,29 persen dan 0,25 persen.

Phintraco Sekuritas dalam riset hariannya menyebutkan kondisi inflasi tinggi dan kenaikkan suku bunga yang agresif dari The Fed telah menekan indeks-indeks Wall Street ke zona merah pada perdagangan terakhir 2022 (30/12/2022). Selain itu, konflik geopolitik dan data ekonomi yang fluktuatif memberikan kekhawatiran bagi pelaku pasar.

Meski demikian, IHSG berpotensi menguat di level 6.950 pada perdagangan perdana 2023. Potensi tersebut diperkuat dengan posisi IHSG yang bertahan di atas MA 20 (6.840).

Sentimen dari dalam negeri datang dari pengumuman Presiden Jokowi yang memutuskan untuk mencabut PPKM di Indonesia karena jumlah kasus Covid-19 yang menurun. Tingkat herd immunity masyarakat juga meningkat dan menjadi salah satu alasan pencabutan PPKM. Hal ini diperkirakan berdampak positif pada tingkat mobilitas masyarakat.

Ekspektasi pelaku pasar yang lebih positif di awal tahun juga didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang lebih positif tahun ini. Kondisi itu diharapkan dapat memberikan peluang January Effect atau penguatan di Januari 2023.

“Sebagai informasi, probabilitas penguatan dari IHSG di Januari sebesar 73,91 persen dari tahun 2000–2022,” tulis Phintraco.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper