Bisnis.com, JAKARTA – The Fed baru saja mengumumkan kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin menunjukkan usaha penekanan inflasi yang masih terus berlanjut. Kondisi ini tentu saja berdampak bagi Indonesia, terutama dalam menyiapkan dana pesiun melalui investasi jenis reksa dana.
Chief Economist & Investment Strategic PT Manulife Aset Management Indonesia Katarina Setiawan menjelaskan jika tahun 2023 itu masih terdapat banyak tantangan antara lain pertumbuhan ekonomi yang masih melambat dan kemungkinan Resesi di beberapa negara terutama negara maju.
“Kita akan melihat bahwa untuk Fix income atau pendapatan tetap itu kelihatannya itu akan lebih diminati awal tahun 2023 karena kita memperkirakan bahwa suku bunga itu akan mencapai kata menarik atau Puncak tertingginya di Kuartal pertama tahun 2023,” jelasnya dalam acara peluncuran Diverse Asia Retirement Thought Leadership Series, Kamis (15/14/2022).
Lebih jelas, Katarina menyebutkan jika masyarakat biasanya lebih respon atau mereka tidak mau instrumen yang terlalu beresiko akibatnya pendapatan tetap dengan risiko yang lebih terjaga itu biasanya akan lebih diminati dan investor tidak akan menunggu sampai puncak suku bunga.
“Jadi kami memperkirakan untuk 2023 awal dikeluarkan pertama tahun 2023 itu dana pendapatan tetap itu akan out perform, kinerjanya akan baik,” lanjutnya.
Katarina memperkirakan jika awal 2023, obligasi akan lebih diminati. Seiring dengan berjalannya waktu di kuartal kedua dimana BI rate terlihat stabil, maka reksadana saham itu akan lebih banyak diminati.
Baca Juga
Seperti yang diketahui bahwa The Fed telah mengumumkan kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin. Kenaikan suku bunga ini menjadikan suku bunga level tertinggi dalam 15 tahun terakhir. Pembuat kebijakan memperkirakan akan membuat kenaikan lebih lanjut dan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama dari yang diharapkan sebelumnya.
Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan suku bunga diperkirakan akan mencapai puncak di atas 5 persen. Dana Fed berjangka menunjukkan bahwa pasar mengharapkan suku bunga AS mencapai puncaknya di bawah 5 persen pada Mei tahun depan, lebih rendah dari yang telah dipandu oleh Fed.