Bisnis.com, JAKARTA – Investor dapat memilih reksa dana pasar uang sebagai instrumen investasi seiring dengan tren suku bunga acuan yang tinggi. Sejumlah hal perlu dicermati pemilik dana sebelum memilih produk pasar uang yang tepat.
Research & Consulting Manager PT Infovesta Utama Nicodimus Anggi Kristiantoro memaparkan pertumbuhan return reksa dana pasar uang terpengaruh oleh indeks pembentuk yang menjadi acuannya, yakni suku bunga deposito, suku bunga Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan obligasi dengan tenor 1 tahun.
“Jika acuan tersebut mengalami kenaikan, maka return reksa dana pasar uang akan turut menguat,” jelasnya saat dihubungi, Rabu (14/12/2022).
Menurut Nico sentimen yang mendukung pertumbuhan kinerja RDPU utamanya berasal dari tren kenaikan suku bunga yang berimbas pada meningkatnya suku bunga deposito dan LPS.
Selain itu, reksa dana pasar uang juga terus dicari oleh investor karena menjadi sarana diversifikasi portofolio mengingat return yang stabil dengan risiko rendah.
Ia menambahkan return reksa dana pasar uang masih berpotensi naik hingga akhir tahun ini. Hal tersebut seiring dengan potensi kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang masih mungkin terjadi.
Baca Juga
Adapun, Nico menyarankan investor untuk mencari reksa dana pasar uang dengan dana kelolaan serta rasio sharpe (sharpe ratio) yang besar.
Sharpe ratio adalah rasio yang menghitung seberapa besar kelebihan imbal hasil (excess return) dari instrumen investasi yang bersangkutan dibandingkan dengan investasi bebas risiko (risk free) atas setiap unit risikonya.
“Investor juga dapat mencermati historical return masing – masing produk. Kemudian, memilih reksa dana pasar uang yang memiliki return di atas rata-rata instrumen tersebut pada umumnya,” pungkasnya.
Secara terpisah, Direktur Panin Asset Management (Panin AM) Rudiyanto menambahkan bunga deposito mulai mengalami kenaikan selama 1 – 2 bulan belakangan. Meski demikian, hal ini belum dapat mengangkat return reksa dana pasar uang dengan optimal di sisa tahun 2022.
“Tetapi tahun depan seharusnya sudah lebih baik karena perpanjangan deposito dengan bunga yang lebih tinggi,” katanya.
Sementara itu, dalam pengelolaan produk reksa dana pasar uang, Rudiyanto mengatakan Panin AM memberikan bobot berimbang antara deposito dan instrumen obligasi jangka pendek dengan tenor di bawah 1 tahun.
Berdasarkan laporan Infovesta Utama kinerja reksa dana pasar uang sepanjang tahun berjalan atau year to date (ytd) adalah sebesar 2,50 persen.
Catatan tersebut lebih tinggi dibandingkan reksa dana campuran dengan kinerja 2,24 persen ytd dan reksa dana pendapatan tetap sebesar 1,11 persen.
Sementara itu, reksa dana saham terpantau mencatatkan kinerja negatif sebesar 1,83 persen sepanjang tahun ini.