Bisnis.com, JAKARTA - Emiten jasa kurir, PT Satria Antaran Prima Tbk. (SAPX) atau SAP Express mencatatkan pertumbuhan pengiriman barang sepanjang periode Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas) 12.12. Namun, laba bersih hingga akhir tahun diperkirakan menurun.
Corporate Secretary Satria Antaran Prima Deny Parhan menerangkan Harbolnas 12.12 di akhir tahun ini ada peningkatan volume pengiriman. Namun, volumenya tidak sebesar pada tahun sebelumnya.
"Akan tetapi jika dibandingkan dengan Harbolnas tahun tahun sebelumnya volume nya menurun di tengah perlambatan ekonomi yang terjadi saat ini di Indonesia. Angka pengiriman pada Harbolnas 12.12 masih di angka 200.000 pengiriman," jelasnya kepada Bisnis, Rabu (14/12/2022).
Lebih jauh, emiten berkode SAPX ini memperkiraan pendapatan akhir tahun 2022 masih positif karena adanya kenaikan volume pengiriman perusahaan dari tahun sebelumnya. Baik dari pelanggan yang sudah ada maupun pelanggan baru.
Namun, Deny memperkirakan laba bersih akhir tahun 2022 sepertinya ada penurunan dari tahun sebelumnya seiring dengan kenaikan beban usaha perusahaa salah satunya diakibatkan oleh kenaikan BBM.
"Pada kuartal III/2022 beban langsung perusahaan naik sebesar 11 persen, dan beban usaha perusahaan juga naik 11 persen. Kami masih berupaya melakukan beberapa ekspansi bisnis seperti penambahan bisnis fullfilment dan juga kerja sama dengan UMKM di seluruh Indonesia," paparnya.
Merujuk laporan keuangan kuartal III/2022, pendapatan SAPX tercatat sebesar Rp450,04 miliar, lebih tinggi dari sebelumnya Rp429,34 miliar pada kuartal III/2021.
Baca Juga
Beban-beban yang meningkat membuat laba usaha perseroan mengalami penyusutan hingga 61,63 persen menjadi hanya Rp14,79 miliar di kuartal ketiga tahun ini. Walhasil, laba bersih tahun berjalan Satria Antaran Prima menurun 58,63 persen menjadi Rp13,27 miliar. Sebelumnya, laba bersih SAPX masih mencapai Rp32,08 miliar.
Pada perdagangan hari ini, SAPX mencatatkan kenaikan harga saham 11,56 persen atau 85 poin ke harga Rp820 dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp683,33 miliar.
