Bisnis.com, JAKARTA – PT Chemstar Indonesia Tbk. (CHEM) menargetkan kinerja perseroan mampu tumbuh dua kali lipat pada 2023. Apakah ini alasan sahamnya menguat?
Corporate Secretary Chemstar Indonesia Wenty Akbar Rasjid menyatakan perseroan membidik angka penjualan naik 200 persen dibandingkan dengan hasil akhir 2022. Adapun peningkatan signifikan itu ditopang oleh sejumlah komitmen yang digalang oleh CHEM.
“Ekspansi di bidang energi saat ini telah dalam tahap on-boarding process untuk bermitra dengan baker hughes Indonesia, yang merupakan anak perusahaan dari Baker Huges Incorporated yakni perusahaan publik asal AS yang beroperasi di industri energi sebagai salah satu penyedia jasa ladang minyak terbesar di dunia,” katanya, dalam keterangan resmi dikutip Senin (12/12/2022).
Selain itu, CHEM menegaskan telah melakukan Mou (Memorandum of Understanding) dengan PT Zeus Kimiatama Indonesia yang akan berkolaborasi dalam pengembangan dan suplai untuk industri energi. Manajemen optimistis penjualan perusahaan produsen bahan kimia tekstil tersebut akan ditopang dari realisasi ekspansi bisnis perseroan di bidang energi, agro chemical industry.
Angka penjualan kuartal III/2022 mencapai Rp95,13 miliar atau telah tumbuh hampir sebesar 60 persen dibandingkan penjualan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp59,72 miliar.
Sebagai informasi, saham CHEM telah melonjak 58,4 persen hingga 9 Desember 2022 sejak akhir November 2022. Dalam 7 hari perdagangan terakhir, volume transaksi CHEM melonjak signifikan. Puncak volume transaksi pada 8 Desember 2022 dengan 310 juta saham, bandingkan dengan rata-rata volume pada November yang hanya 17,6 juta saham.
Baca Juga
Meski demikian, harga saham CHEM mengalami koreksi 6,43 persen menjadi Rp160 setelah mengalami reli berhari-hari. Saat ini saham CHEM diperdagangkan dengan price to earning artio (PER) 29,34 kali dan Price to Book Value (PBV) 2,42 kali.
Penguatan saham CHEM dalam waktu singkat bersamaan dengan kabar pasar yang menyebutkan Basis Investment milik Happy Hapsoro akan melakukan kerjasama investasi dengan emiten produsen bahan kimia tekstil itu.
Menurut sumber Bisnis, kerjasama investasi itu akan meliputi pengembangan sektor energi terbarukan. Sektor yang sejauh ini tengah dikembangkan oleh Basis Investment.
Sebagai informasi, Basis Investment memiliki portofolio saham di emiten industri PT Singaraja Putra Tbk. (SINI) dan emiten properti PT Sanurhasta Mitra Tbk. (MINA).
Perusahaan investasi itu tercatat sebagai pemilik 12 persen saham SINI melalui PT Basis Energi Prima. Lalu di MINA, Basis menggenggam 45,71 persen saham melalui PT Basis Utama Prima. Berdasarkan data RTI, harga saham SINI telah terbang 385 persen dalam sebulan terakhir. Sedangkan saham MINA bangkit dari level ‘gocapan’ sejak 28 November dan telah menguat 50 persen dalam sebulan.
Selain keduanya, Basis Investment juga memiliki saham di PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), PT Red Planet Indonesia Tbk (PSKT), dan PT Rukun Raharja Tbk (RAJA). Emiten yang terakhir dikendalikan oleh Happy Hapsoro.
Sumber bisnis menyebut kedekatan Basis Investment dengan CHEM untuk memenuhi permintaan global terhadap produk ramah lingkungan dan rendah karbon. Termasuk produk cairan dan bahan kimia yang menunjang pabrik tekstil dunia.
Basis investment merupakan perusahaan investasi yang dikendalikan oleh 2 pebisnis ulung, Hapsoro Sukmonohadi dan Arsjad Rasjid. Hapsoro Sukmonohadi atau dikenal sebagai Happy Hapsoro merupakan suami dari Ketua DPR Puan Maharani, sementara Arsjad Rasjid adalah petinggi Indika Group yang kini menjadi Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN).