Bisnis.com, JAKARTA – Emiten produsen bahan kimia PT Chemstar Indonesia Tbk. (CHEM) berencana membeli pabrik baru dengan total investasi Rp73,31 miliar yang biayanya berasal dari skema pendanaan kredit bank.
Direktur Utama CHEM Kwee Sutrimo mengatakan pembelian pabrik tersebut telah disetujui para pemegang saham dalam agenda Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) hari ini, Senin (29/5/2023).
“Para pemegang saham juga menyetujui pembelian pabrik dengan skema pendanaan kredit investasi dari bank dengan nilai Rp73.313.940.000,” katanya dalam keterangan resmi.
Rencana pembelian pabrik di Kembang Kuning Jatiluhur, Purwakarta itu sejalan dengan rencana CHEM yang akan melakukan diversifikasi bisnis meliputi agrochemical dan energy industry, sehingga diperlukan penambahan pabrik yang dapat meningkatkan kapasitas produksi.
Pabrik yang akan dibeli tersebut akan berdiri di atas lahan seluas 50.680 meter persegi, dengan luas 19.200 m2. Lokasi pabrik berdekatan dengan lokasi pabrik saat ini, yaitu dalam radius 2 kilometer.
CHEM merupakan perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun lalu. Melalui IPO pada Juli 2022, dana IPO CHEM kini masih tersisa sekitar Rp12 miliar. Direktur CHEM Wenty Akbar Rasjid mengatakan tidak akan ada dana IPO yang dipakai untuk pembelian pabrik baru.
Baca Juga
“Sisa dana dari IPO tetap untuk modal kerja, bukan untuk pembelian pabrik baru. [Pabrik baru] dari kredit bank,” katanya saat dikonfirmasi Bisnis, Senin (29/5/2023).
Wenty mengutarakan pabrik baru tersebut sudah berdiri, namun perlu ada perbaikan dan renovasi untuk disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan Chemstar. Saat ini, perbaikan dan renovasi pabrik tersebut masih direncanakan dan diharapkan dapat direalisasikan tahun ini.
“Masih tahap negosiasi, semoga dalam tahun ini bisa direalisasikan,” imbuh Wenty.
Sebelumnya, CHEM pernah mengumumkan pembelian lahan dan bangunan untuk kebutuhan pabrik tidak lama setelah IPO atau pada September 2022. Lahan tersebut milik komisaris perusahaan. Nilai transaksi mencapai Rp19,5 miliar atau setara 46 persen dari ekuitas per 31 Desember 2021.
Aset yang dibeli dengan dana IPO tersebut saat ini telah beroperasi sebagai pabrik. Sebelumnya, aset tersebut merupakan pabrik yang disewa dan saat ini sudah menjadi milik CHEM dengan utilitas pabrik sekitar 70 persen hingga 80 persen.