Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PBV Saham GOTO di Bawah 1 Kali, Sudah Menarik Bagi Value Investor Masuk?

Harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) sudah menembus Rp100 usai mengalami ARB berjilid-jilid. Kapan waktu yang tepat untuk investor masuk?
Komisaris Utama PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) Garibaldi Boy Thohir menyampaikan harapannya dalam penawaran umum saham perdana ke publik atau IPO GoTo, Selasa (15/3/2022).
Komisaris Utama PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) Garibaldi Boy Thohir menyampaikan harapannya dalam penawaran umum saham perdana ke publik atau IPO GoTo, Selasa (15/3/2022).

Bisnis.com, JAKARTA – Harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) sudah menembus Rp100 usai mengalami ARB berjilid-jilid. Kapan waktu yang tepat untuk investor masuk?

Analis Kanaka Hita Solvera Raditya Krisna Pradana menilai penurunan harga saham GOTO sudah tidak wajar, dan terlalu abnormal. Menurutnya saat ini pergerakan saham teknologi itu mengacu pada sentimen bukan mencerminkan fundamental perusahaan.

“Turunnya saham GOTO masih dibayangi sentimen Nasdaq yang belum bisa bangkit serta panic selling terkait dengan berakhirnya lock-up period. Namun secara valuasi, GOTO sudah sangat terdiskon” tulisnya dalam riset, Jumat (9/12/2022).

Raditya menggambarkan saham GOTO ditransaksikan pada valuasi 0,84 kali price to book value (PBV). Sementara dibandingkan dengan kompetitor saham GOTO masih terdiskon karena PT Global Digital Niaga Tbk. (BELI) atau Blibli dan PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) masing-masing ditransaksikan di atas 1 kali PBV.

“PBV GOTO yang saat ini berada di bawah 1 kali  membuat sangat menarik terutama bagi para value investor. Biasanya, mereka menggunakan PBV undervalue ini sebagai screening awal mereka dalam menentukan saham yang dipilih untuk investasi.” Ujar Radit.

Sejak periode lock-up saham berakhir, nilai kapitalisasi pasar GOTO terus tergerus. Setidaknya sejak akhir November 2022, harga saham GOTO telah terkoreksi 51 persen.

Saham GOTO kembali ditransaksikan melemah 6,54 persen atau turun 7 poin ke Rp 100 perseunit pada perdagangan Kamis (8/12/2022). Sudah genap 6 hari saham GOTO mengalami Auto Reject Bawah (ARB).

Radit menambahkan saham GOTO saat ini kondisinya agak mirip dengan Amazon dua dekade silam saat terjadi dot.com bubble. Kala itu saham-saham teknologi mengalami tekanan bertepatan dengan tren kenaikan suku bunga acuan dan krisis.

Saat itu, harga saham Amazon bahkan sampai terkoreksi 99 persen dari posisi tertingginya dan indeks Nasdaq yang menjadi acuan saham-saham teknologi ikut drop 78 persen dari posisi tertingginya.

“Amazon itu kan awalnya startup yang didirikan awal tahun 90-an dan di awal-awal memang seperti startup kebanyakan belum fokus pada sisi laba. Namun karena Amazon punya formula dan komitmen untuk bisa profit dan pada akhirnya sukses mencetak laba pada tahun 2000-an, makanya survive dari krisis dan sekarang jadi saham blue chip di AS” ujar Radit.

Terkait dengan GOTO, Radit juga menjelaskan bahwa pelaku pasar juga perlu melihat bahwa startup teknologi terbesar di Indonesia tersebut juga sudah mulai fokus ke profit.

“Hal yang menarik dari kinerja GOTO tahun ini adalah bagaimana mereka fokus pada efisiensi operasional. GOTO mampu membuat jumlah pelanggan bertumbuh meski melakukan penghematan dari sisi belanja insentif. Ini mengindikasikan bahwa GOTO telah sukses membuat customer-nya menjadi loyal. Loyalitas pelanggan itu adalah kunci penting untuk profit apalagi sekelas startup” tambah Radit.

Hingga kuartal III/2022 jumlah pelanggan yang bertransaksi di platform GOTO tercatat naik 20 persen menjadi 67 juta. Jumlah pesanan juga meningkat 28 persenmenjadi 693 juta di saat belanja insentif dihemat sampai Rp 508 miliar.

Di sisi lain, pemerintah juga mewacanakan bakal memberikan subsidi untuk kendaraan motor listrik hingga Rp6,5 juta. Analis sektor otomotif Rudy Setiawan dari MNC Sekuritas menilai dengan adanya subsidi tersebut akan menjadi positif untuk industri maupun emiten yang bergerak di sektor tersebut.

“Saat ini yang menjadi tantangan adalah keterjangkauan dari motor listrik. Kalau subsidi Rp6,5 juta dari harga motor listrik di kisaran Rp25-30 juta, artinya harga bisa turun ke Rp18,5-23,5 juta. Itu sudah setara dengan harga motor konvensional saat ini dan ini akan memicu peningkatan penetrasi yang lebih cepat dikalangan pengguna” ungkap Rudy.

Menurutnya, Electrum dan GOTO punya keunggulan karena model bisnisnya menggunakan model swap sehingga customer tidak perlu mengganti baterai yang harganya bisa mencapai 30 persen dari harga jual motornya.

“Dari sisi inovasi dan ekosistem GOTO dan Electrum sudah punya, tinggal kita lihat nanti dari sisi operasional. Kalau eskalasi dan adopsi bisa masif, ongkos produksi tentu bisa ditekan dan marjin bisa oke, ini katalis positif untuk para pemain termasuk Electrum dan GOTO” pungkas Rudy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper