Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Anjlok 1,3 Persen, Sentimen The Fed dan Saham GOTO Jadi Penyebab

IHSG terkoreksi 1,30 persen ke level 6.896,33. Sepanjang perdagangan hari ini IHSG bergerak pada rentang 6.885 – 6.987.
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau anjlok mencapai 1,3 persen pada perdagangan hari ini, Selasa (6/12/2022).

Berdasarkan data RTI hingga pukul 11.25 WIB, IHSG terkoreksi 1,30 persen ke level 6.896,33. Sepanjang perdagangan hari ini IHSG bergerak pada rentang 6.885 – 6.987. Tercatat 116 saham menguat, 457 saham terkoreksi, serta 122 saham stagnan dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp9.447,55 triliun.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta Utama mengatakan koreksi IHSG saat ini dipengaruhi oleh sentimen negatif eksternal. Pelaku pasar masih terus mencermati langkah The Fed terkait pengatatan kebijakan moneternya.

Menurutnya, pasar masih mengkhawatirkan jika The Fed melanjutkan kenaikan suku bunga, hal ini akan membawa perekonomian global ke resesi.

“Sejauh ini juga belum ada data ekonomi, baik domestik maupun internasional yang dapat memberikan high market impact, khususnya terhadap pergerakan IHSG,” kata Nafan saat dihubungi, Selasa (6/12/2022).

Secara terpisah, Alrich Paskalis Tambolang, Equity Research Analyst Phintraco Sekuritas menjelaskan pelemahan IHSG dalam beberapa hari terakhir turut disebabkan oleh turunnya harga saham GOTO dan sejumlah saham yang memiliki investasi saham GOTO.

Di sisi lain, pasar cenderung menahan diri untuk agresif melakukan rotasi ke saham komoditas dan bank besar karena terdapat sinyal overbought atau baru mulai fase koreksi. Sementara, saham-saham defensif sudah menjadi penopang IHSG beberapa pekan terakhir dan saat ini cenderung memasuki overbought area.

“Sentimen eksternal sebetulnya cukup positif ke komoditas energi dan bank. Jadi ada kemungkinan pasar menunggu koreksi lanjutan di saham-saham ini sebelum melakukan buy on support,” ujar Alrich.

Ia melanjutkan, sikap investor ini dapat menjadi penopang IHSG dari potensi pelemahan lebih dalam. Alrich menyebutkan level support IHSG terdekat saat ini berada di 6.880 – 6.900. Jika level 6.880 dapat ditembus, maka level support IHSG berikutnya berada di 6.815.

“Level ini kami perkirakan menjadi bottom dari minor bearish reversal yang terbentuk,” katanya.

Sementara itu, Nafan memprediksi level support IHSG berada di kisaran 6.890 – 6.869 serta resistance pada 6.956 – 6.996.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper