Bisnis.com, JAKARTA - Potensi penerbitan obligasi korporasi pada tahun 2023 diprediksi analis akan cukup semarak. Pasalnya, terdapat kebutuhan refinancing sekitar Rp119 triliun pada tahun depan.
Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto mengatakan potensi penerbitan obligasi korporasi di tahun 2023 masih akan cukup marak, seiring dengan kebutuhan ekspansi dan refinancing yang kemungkinan masih akan besar tahun depan.
"Kebutuhan ekspansi didorong oleh ekspektasi masih solidnya pertumbuhan ekonomi Indonesia, meskipun ada ancaman dari risiko resesi global," kata Handy kepada Bisnis.com, Minggu (4/12/2022).
Dia melanjutkan, aksi refinancing didukung oleh adanya obligasi korporasi yang jatuh tempo di tahun 2023 yang cukup tinggi sekitar Rp119 triliun dan relatif masih rendahnya cost of fund kupon obligasi korporasi.
Sementara itu, untuk arah suku bunga tahun 2023, Mandiri Sekuritas melihat terdapat tekanan kenaikan suku bunga di awal tahun dan kecenderungan memiliki potensi untuk turun di kuartal IV/2023.
Hal ini menurutnya lebih karena kemungkinan bank-bank sentral negara lain akan mengikuti the Fed yang diperkirakan masih akan menaikkan suku bunga sampai kuartal I/2023, kemudian flat, dan akan turun mulai Septemeber 2023.
Baca Juga
"Dengan potensi arah suku bunga yang kemungkinan turun di kuartal IV, ada potensi penerbitan obligasi kporasi lebih merata setiap kuartalnya," ujarnya.
Sebelumnya, emiten petrokimia PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. (TPIA) menyampaikan masih akan mencari pendanaan melalui penerbitan obligasi pada tahun 2023.
Investor Relations Chandra Asri Harry Tamin menuturkan selama ini Chandra Asri selalu aktif di pasar dalam penerbitan obligasi rupiah.
"Kita sama-sama tahu kondisi sekarang dalam tren suku bunga meningkat, jadi deposito perbankan juga menyesuaikan BI 7DRRR yang sudah mulai naik dan itu berdampak ke pasar modal. Tapi, kami memastikan ingin selalu dekat ke pasar kalau ada peluang," kata Harry dalam paparan publik Chandra Asri, Rabu (30/11/2022).
Dia melanjutkan, jika ada peluang dan cocok dengan strategi internal Chandra Asri, maka emiten berkode saham TPIA ini akan kembali menerbitkan surat utang di 2023 sebanyak dua hingga tiga kali.
Menurutnya, Chandra Asri akan terus mempelajari situasi pasar. Dia melanjutkan, TPIA cukup optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 masih bisa lebih baik dibanding negara-negara lain, yang berarti masih terdapat peluang pertumbuhan bagi perseroan.
"Yang jelas kami punya PUB IV sampai Agustus 2024 dan kami sudah sukses menerbitkan Rp2 triliun. Masih ada Rp6 triliun yang kami bisa manfaatkan hingga Agustus 2024," ujarnya.