Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

GOTO Jadi Emiten Teknologi Berkinerja Saham Terburuk di Dunia, ARB Sepekan

Gojek Tokopedia (GOTO) telah kehilangan kapitalisasi pasar sekitar US$22 miliar atau setara Rp339,41 triliun dari puncaknya yang dicapai pada Juni lalu.
Pengemudi ojek online (ojol) menunjukan logo GoTo di Jakarta, Rabu (26/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pengemudi ojek online (ojol) menunjukan logo GoTo di Jakarta, Rabu (26/10/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Pencatatan saham emiten teknologi PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) disebut menjadi pencatatan saham teknologi terburuk di dunia pada tahun ini.

Melansir Bloomberg, aksi jual saham setelah IPO GOTO menjadikan saham GOTO sebagai saham teknologi berkinerja terburuk di antara 11 perusahaan teknologi dan internet yang mengumpulkan dana IPO lebih dari US$500 juta dalam penawaran saham perdana tahun ini.

Bloomberg mencatat, startup penyedia layanan pengiriman makanan hingga teknologi finansial ini jatuh selama 10 sesi perdagangan berturut-turut, membuat sahamnya turun 61 persen sejak listing.

Penurunan saham GOTO baru-baru ini dipicu oleh kekhawatiran jika para pemodal seperti Alibaba Group Holding Ltd., dan SoftBank Group Corp., akan menjual saham ketika periode lock up berakhir. Saham GOTO telah turun sebanyak yang diizinkan Bursa, atau menyentuh batas auto reject bawah (ARB) setiap hari selama sepekan ini.

Menurut Bloomberg, beberapa saham perusahaan teknologi di dunia yang telah melakukan listing selama 18 bulan terakhir, seperti Zomato Ltd. di India dan SenseTime Group Inc. di Hong Kong, tercatat jatuh setelah investor awal diizinkan untuk menjual saham usai IPO mereka. 

Selain itu, saham pesaing GOTO, Grab Holdings Ltd., juga telah turun 65 persen sejak listing di New York, menyusul merger dengan perusahaan SPAC tahun lalu. Begitu juga saham teknologi lain dalam negeri seperti PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) yang turun 67 persen sejak debutnya di BEI pada Agustus 2021.

Sebelumnya, manajemen GOTO berencana untuk memfasilitasi penjualan saham yang dikendalikan oleh pendukung pra-IPO, untuk menghindari penurunan harga. Namun, proposal secondary offering ini tidak berhasil.

Manajemen GOTO menyampaikan pemegang saham GOTO yang telah mempertimbangkan penjualan memutuskan untuk tidak melanjutkan secondary offering saat ini.

Bloomberg juga menyebut GOTO telah kehilangan kapitalisasi pasar sekitar US$22 miliar atau setara Rp339,41 triliun (asumsi kurs Rp15.428) dari puncaknya yang dicapai pada Juni lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper