Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT Wulandari Bangun Laksana Tbk. (BSBK) yang baru melantai di bursa pada 8 November lalu menjadi saham yang paling laris diperdagangkan selama periode 28 November hingga 2 Desember 2022.
Berdasarkan data statistik Bursa Efek Indonesia (BEI), saham BSBK diperdagangkan sebanyak 5,80 miliar saha, dengan nilai Rp1,74 triliun. Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 214.144 kali.
Posisi kedua saham yang paling laris di pasa bursa adalah PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) dengan frekuensi perdagangan sebanyak 194.354 kali. Sebanyak 56,22 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp6,35 triliun.
Posisi ketiga saham yang frekuensi perdagangannya banyak adalah PT Sari Kreasi Boga Tbk. (RAFI) dengan mencatatkan frekuensi sebesar 130.808 kali. Total nilai transaksi mencapai Rp267,74 miliar dengan saham yang diperdagangkan sebanyak 1,52 miliar saham.
Selanjutnya ada emiten yang bergerak di bisnis kepelabuhan yaitu PT Tanah Laut Tbk. (INDX) yang mencatatkan frekuensi sebesar 126.225 kali. Total saham yang diperdagangkan sebanyak 480 juta saham senilai Rp189,9 miliar.
Kemudian ada PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR) yang laris diperdagangkan sebanyak 125.741 kali. Emiten berkode saham AMAR tersebut mencatatkan transaksi saham sebanyak 328 juta lembar dengan total nilai Rp124,67 mliar.
Baca Juga
Urutan keenam saham paling laris diduduki oleh PT WIR Asia Tbk. (WIRG) dengan 119.992 kali transaksi. Pada transaksi itu sebanyak 42,6 miliar saham diperdagangkan dengan total nilai Rp462,57 miliar.
Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) diperdagangkan sebanyak 116.692 kali. Nilai transaksi mencapai Rp6,33 triliun dengan 1,29 miliar saham diperdagangkan.
PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) masuk dalam daftar saham terlaris dengan frekuensi perdagangan mencapai 113.558 kali. Transaksi sepekan bernilai Rp8,44 triliun dengan 924 juta lembar saham diperdagangkan.
Menyusul PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR) dan PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) yang masing masing diperdagangkan sebanyak 102.056 kali dan 88.04 kali. Transaksi ADMR bernilai Rp2,53 triliun sebanyak 1,53 miliar lembar saham. Sedangkan saham TLKM diperdagangkan sebanyak 1,06 miliar dengan nilai transaksi mencapai Rp4,26 triliun.