Bisnis.com, JAKARTA – Manajemen PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) menegaskan transaksi penjualan sebanyak 5,7 miliar saham dengan harga rata-rata Rp2 per saham merupakan bagian dari Program Opsi Saham Karyawan dan Konsultan (share option program) yang dikelola oleh Goto Peopleverse Fund.
Sekretaris Perusahaan GoTo RA Koesoemohadiani menjelaskan setelah berakhirnya periode lock-up, maka seluruh saham yang sebelumnya dibatasi dapat diperdagangkan secara bebas di BEI. Sebab itu share option program yang dikelola oleh Goto Peopleverse Fund (GPF) juga dapat mulai dilaksanakan sebagaimana disampaikan dalam prospektus IPO GOTO.
Dia menjelaskan, sesuai dengan prospektus, para partisipan yang menerima opsi saham ini dapat melaksanakan opsi saham yang dimilikinya. Meskipun opsi saham ini diberikan secara cuma-cuma kepada setiap partisipan sebagai bonus dan/atau imbalan atas masa bakti atau jasa yang diberikan oleh partisipan, tetapi setiap partisipan harus membayar penuh harga pelaksanaan opsi saham kepada GPF untuk dapat memperoleh saham GoTo.
“Caranya GPF mengalihkan saham GoTo yang dimilikinya melalui pasar negosiasi kepada para partisipan yang melaksanakan hak opsi sahamnya,” kata dia dalam keterangan resmi, Jumat (2/12/2022).
Sebelum terkonfirmasi, transaksi ini pada perdagangan Jumat sempat menimbulkan pertanyaaan pelaku pasar lantaran pada daftar antrean beli saham GOTO, terdapat pembelian di harga Rp2 per saham yang levelnya di bawah harga pasar. Hal ini mengingat harga saham GOTO, sesuai data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditutup terkoreksi 6,38 persen atau mengalami auto reject bawah (ARB) di Rp132 persen saham.
Analis sekaligus Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menilai, GPF telah menjadi pemegang efek ketika GOTO IPO. Berdasarkan prospektus, kegiatan usaha GPF adalah mengelola dan mengadiministrasikan stock option program untuk karyawan, direksi, komisaris, bahkan mantan karyawan dan konsultan.
Baca Juga
Menurut dia, skema share option yang dikelola GPF cukup bagus karena expense bonus ini tidak menjadi beban GOTO melainkan GPF. Dampaknya pun tidak menambah jumlah saham baru, tetapi menjual milik GPF sehingga tidak ada efek dilusi.
“Apakah berdampak terhadap kinerja GOTO? Secara fundamental tidak ada karena lembar saham totalnya tetap, paling hanya sentimen saja,” jelas dia kepada Bisnis, Minggu (4/12/2022).