Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga CPO Selamatkan Laba Emiten Sawit Grup Salim LSIP & SIMP

Laba bersih SIMP dan LSIP tetap tumbuh per September 2022, meski volume penjualan mengalami penurunan.
Ilustrasi Refined, bleached, and deodorized (RBD) palm oil sebagai bahan baku minyak goreng/ The Edge Markets
Ilustrasi Refined, bleached, and deodorized (RBD) palm oil sebagai bahan baku minyak goreng/ The Edge Markets

Bisnis.com, JAKARTA — Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) yang masih tinggi hingga pengujung kuartal III/2022 menyelamatkan kinerja dua emiten sawit Grup Salim, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP) dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk. (SIMP). Laba bersih keduanya tetap tumbuh per September 2022, meski volume penjualan mengalami penurunan.

LSIP dan SIMP kompak membukukan pertumbuhan laba bersih pada Januari—September 2022. Kenaikan rata-rata harga jual produk sawit menjadi salah satu faktor yang mendongkrak kinerja sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini.

Manajemen PP London Sumatra (Lonsum) melaporkan produksi tanda buah segar (TBS) inti turun 8 persen secara year-on-year (yoy) menjadi 863.000 ton untuk periode Januari—September 2022. Seiring dengan penurunan produksi TBS, produksi CPO terkoreksi 7 persen yoy menjadi 225.000 ton.

Penurunan produksi diikuti dengan berkurangnya volume penjualan produk sawit. Penjualan CPO turun 28 persen yoy menjadi 180.000 ton dari sebelumnya 250.000 ton. Sementara itu, penjualan produk kernel sawit turun 7 persen toy menjadi 64.000 ton.

Selama Januari—September 2022, penjualan Lonsum terkoreksi 8,81 persen yoy menjadi Rp3,04 triliun dari Rp3,33 triliun di periode yang sama tahun lalu akibat volume yang turun. Namun kenaikan harga jual rata-rata produk sawit mengimbangi performa keuangan mereka.

Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat naik 1,46 persen secara tahunan, dari Rp752 miliar per September 2021 menjadi Rp763 miliar per September 2022.

Salim Ivomas Pratama juga menunjukkan kinerja laporan keuangan yang kurang lebih sama untuk periode Januari—September 2022.

Produksi TBS inti mencapai 2,1 juta ton. Angka ini relatif tidak berubah dibandingkan dengan tahun lalu akibat kondisi cuaca yang tidak mendukung di semester I/2022. Namun, produksi CPO naik 5 persen yoy menjadi 551.000 ton.

Produksi TBS dan CPO secara kuartalan juga naik, masing-masing sebesar 20 persen dan 21 persen dibandingkan dengan kuartal II/2022. Produksi CPO di Juli—September 2022 tercatat sebanyak 224.000 ton, dari 185.000 ton di kuartal sebelumnya.

Namun volume penjualan SIMP dalam kurun Januari—September 2022 turun 11 persen menjadi 459.000 ton, dibandingkan dengan 518.000 ton di periode yang sama tahun lalu.

Nilai penjualan Grup SIMP juga turun menjadi Rp12,33 triliun, 12,67 persen lebih rendah daripada penjualan di periode yang sama pada 2021 sebesar Rp14,12 triliun.

“Penurunan terutama karena turunnya penjualan produk minyak dan lemak nabati yang sebagian diimbangi oleh kenaikan harga jual rata-rata produk sawit,” tulis manajemen Salim Ivomas.

SIMP melaporkan penurunan laba bruto sebesar 3 persen yoy menjadi Rp3,34 triliun dan laba usaha naik 12 persen yoy menjadi Rp2,20 triliun.

Core profit naik 37 persen yoy menjadi Rp1,42 triliun. Sementara itu, laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih 59,14 persen yoy menjadi Rp896,32 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper