Bisnis.com, JAKARTA – Saham emiten produsen ban PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL) jatuh 3,33 persen di posisi 580 atau turun 20 poin pada penutupan perdagangan sesi I, Kamis (10/11/2022) setelah kabar hengkangnya Lo Kheng Hong dari daftar kepemilikan saham GJTL.
Berdasarkan data Bloomberg, kinerja saham emiten milik keluarga Sjamsul Nursalim tersebut memang mengalami penurunan dalam lima tahun terakhir. Secara Year to Date (YtD) saham GJTL telah amblas 12,78 persen.
Sejak berada di titik tertinggi di posisi Rp1.055 per lembar saham dalam lima tahun terakhir, GJTL ambrol di posisi 580 pada hari ini. Jika dilihat dari kinerja saham satu bulan terakhir, GJTL telah mengalami penurunan sebesar 7,20 persen dengan posisi terendah di angka 575 dan tertinggi di angka 640.
GJTL juga mencatatkan volume perdagangan sebesar 4,09 juta lembar dengan 838 kali transaksi. Keseluruhan transaksi pada hari ini bernilai Rp2,39 miliar.
Saham emiten ini sebelumnya beberapa kali diborong oleh investor kawakan Lo Kheng Hong. Sepanjang 2021 saja, Lo Kheng Hong terpantau dua kali membeli saham GJTL yaitu di Januari dan Juni 2021.
Berdasarkan laporan keuangan Gajah Tunggal periode kuartal III/2022, Lo Kheng Hong juga masih berstatus sebagai investor individu pemegang saham GJTL terbesar. Kepemilikannya sebanyak 180 juta lembar setara dengan 5,17 persen.
Baca Juga
Kini, berdasakan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), per 7 November 2022, namanya sudah menghilang dari salah satu pemegang saham GJTL.
Kinerja Keuangan GJTL
Sebelumnya, pada kinerja keuangan kuartal III tahun 2022, GJTL membukukan rugi bersih sebesar Rp169,34 miliar, padahal di periode yang sama setahun sebelumnya masih meraih laba bersih Rp19,34 miliar.
Meskipun berdasarkan laporan keuangan yang dipubikasikan pada laman BEI, penjualan bersih GJTL per Kuartal III 2022 sebesar Rp12,75 triliun atau mengalami kenaikan 13,84 persen dibanding periode yang sama di 2021 senilai Rp11,2 triliun. Namun beban penjualan juga meningkat sebesar 34,58 persen.
Selain itu, per Kuartal III-2022, GJTL mencatatkan rugi bersih entitas asosiasi dan ventura bersama mencapai Rp80,86 miliar, padahal di periode yang sama 2021 masih membukukan laba bersih entitas asosiasi dan ventura bersama senilai Rp6,96 miliar.
Per 30 September 2022, total liabilitas GJTL melambung menjadi Rp12,69 triliun dari Rp11,48 triliun pada 31 Desember 2021. Sedangkan, jumlah ekuitas hingga akhir Kuartal III-2022 senilai Rp6,89 triliun atau mengalami penurunan dibanding per akhir Desember 2021 yang sebesar Rp6,97 triliun.