Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak 2 calon emiten IPO yakni KDTN dan PDPP akan resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada Rabu (9/11/2022). Emiten mana kah yang paling menarik?
Kedua emiten tersebut adalah PT Puri Sentul Permai Tbk. (KDTN) dan PT Primadaya Plastisindo Tbk. (PDPP). Kedua calon emiten tersebut nantinya akan menjadi perusahaan tercatat ke-51 dan 52 BEI pada tahun 2022.
Berikut adalah harga final dari dua calon emiten yang akan IPO:
PT Puri Sentul Permai Tbk. (KDTN)
KDTN merupakan perusahaan penyedia jasa akomodasi hotel dan restoran seperti Kedaton 8 Hotel. KDTN mulai melebarkan bisnis ke segmen baru dengan mendirikan Fu Hotpot & Grill yang berlokasi di kawasan yang sama dengan hotel pada awal 2022. Kemudian pada 31 Maret 2022, KDTN telah membangun K8 Xpress Hotel yang berlokasi di rest area KM 19, ruas tol Jakarta–Cikampek dengan konsep short term stay.
Per 30 Juni 2022, Puri Sentul Permai membukukan pendapatan sebesar Rp11,72 miliar atau naik dari capaian periode yang sama tahun lalu sebesar Rp11,25 miliar. Namun, laba tahun berjalan tercatat turun menjadi Rp1,02 miliar dari sebelumnya Rp1,36 miliar.
Harga final yang ditetapkan oleh KDTN adalah Rp150 per saham. Adapun jumlah saham yang ditawarkan mencapai 250 juta saham baru.
Saham tersebut mewakili sebanyak-banyaknya 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah penawaran umum perdana.
Baca Juga
Dengan harga dan jumlah saham tersebut, perusahaan penyedia jasa akomodasi hotel dan restoran tersebut berpotensi memperoleh dana segar hingga Rp37 miliar.
PT Primadaya Plastisindo Tbk. (PDPP)
PDPP berencana IPO dengan melepas sebanyak-banyaknya 500 juta saham. Harga final yang ditetapkan oleh PDPP adalah Rp200 per saham, sehingga PDPP berpotensi meraup dana sebesar Rp100 miliar.
PDPP membukukan pendapatan bersih sebesar Rp144,7 miliar hingga 31 Mei 2022, naik 7,70 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021 sebesar Rp134,3 miliar. PDPP juga tercatat mampu membukukan laba bersih periode berjalan sebesar Rp11,9 miliar di 31 Mei 2022, naik 113,6 persen dibandingkan 31 Mei 2021 yang sebesar Rp5,59 miliar.