Bisnis.com, JAKARTA - Induk SCTV, PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) memperketat anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) pada 2023. Ketika siaran tv analog telah dilarang dan proyeksi ekonomi global menyatakan resesi.
Direktur Surya Citra Media Rusmiyati Djajaseputra mengatakan jumlah capex yang akan dianggarkan tahun depan berada dalam kisaran Rp200 miliar sampai Rp250 miliar. Dana tersebut salah satunya akan digunakan untuk membangun infrastuktur dalam rangka peralihan TV analog ke digital atau analog switch off (ASO).
Selain untuk membangun infrastruktur dalam rangka ASO, SCMA juga akan menggunakan capex untuk pembangunan studio, infrastruktur serta peralatan broadcasting.
"Jumlah capex untuk 2023 yang kami budgetkan sekitar Rp200 miliar sampai 250 miliar," ujar Rusmiyati kepada Bisnis pada Selasa (8/11/2022).
Sebagai perbandingan, SCMA menyiapkan dana capex sebesar Rp350 miliar untuk tahun ini. Jumlah itu lebih besar jika dibandingkan dengan tahun depan.
Adapun sebanyak Rp300 miliar telah digunakan hingga kuartal III/2022. Dengan demikian SCMA telah meralisasikan 85,71 persen dari capex yang dianggarkan untuk tahun ini.
Baca Juga
Dana capex tersebut digunakan untuk membeli pembangunan dan peralatan. Hal ini guna menunjang transisi dari analog ke digital, pembangunan dan pembaharuan tower transmisi serta peralatan studio dan broadcast.
Sebagai informasi, manajemen SCMA menyebut dampak dari adanya ASO belum bisa terlihat lantaran kebijakan itu baru berlaku beberapa hari. Kegiatan teknis operasional juga tetap berjalan biasa seperti halnya siaran analog.
Sekretaris Perusahaan Surya Citra Media Gilang Iskandar mengatakan dampak daripada kebijakan ASO baru akan terlihat setelah sekian waktu. Hal ini berlaku baik untuk kinerja operasional maupun kinerja keuangan.
“Saat ini dampaknya secara keuangan belum bisa dilihat. Dampaknya akan kelihatan nanti setelah ASO berjalan sekian waktu,” ujar Gilang kepada Bisnis pada Jumat (4/11/2022).
Direktur Utama Surya Citra Media Sutanto Hartono juga mengungkapkan bahwa kesiapan masyarakat secara keseluruhan (dari semua lapisan) untuk menerima siaran televisi digital masih relatif rendah. Hal ini dikatakan oleh Sutanto dalam rapat dengar pendapat Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat pada 23 Juni 2022.
Dia mengungkapkan, menurut laporan Nielsen di akhir Mei 2022, dari 11 kota tempat Nielsen melakukan pengukuran setiap harinya, baru 16 persen masyarakat yang memiliki TV digital alias sudah tersedia STB.
“Apabila dilakukan ASO sesuai jadwal yang sudah ditetapkan pemerintah, dikhawatirkan terjadi disrupsi yang cukup tinggi dari kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan informasi dan hiburan melalui platform televisi,” ungkap Sutanto dalam rapat dengar pendapat Komisi I DPR, Kamis (23/6/2022).