Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah saham masuk jajaran 10 besar top losers, dengan saham PT Sigma Energy Compressindo Tbk. (SICO) memimpin pelemahan.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI) Sabtu, (29/10/2022), SICO memimpin top losers dengan melemah 29,37 persen ke level Rp202 dari posisi akhir pekan lalu Rp286.
Sementara itu, di posisi kedua top losers ada PT Pelangi Indah Carindo Tbk. (PICO) melemah 26,19 persen ke harga Rp310 dari posisi Rp420.
Selain itu, di posisi ketiga ada PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk. (RELI) yang anjlok 22,29 persen ke harga 660.
Di posisi keempat dan kelima diisi oleh PT Black Diamond Resources Tbk. (COAL) dan PT Eastparc Hotel Tbk. (EAST) yang melemah masing-masing 15,83 persen dan 14,78 persen.
Emiten-emiten lain yang masuk jajaran top 10 losers yakni UFOE, LEAD, WAPO, CAKK, dan SHIP yang masing-masing terdepresiasi 14,78 persen, 14,71 persen, 14,71 persen, 14,39 persen, dan 13,94 persen.
Baca Juga
Adapun pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil meningkat 0,55 persen sepekan ke level 7.056,040, dari 7.017,771 sepekan sebelumnya.
Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia Yulianto Aji Sadono menjelaskan data perdagangan BEI selama periode 24 sampai dengan 28 Oktober 2022 ditutup bervariasi.
Peningkatan terjadi pada rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa mengalami kenaikan sebesar 0,99 persen menjadi 1.219.787 transaksi selama sepekan dari 1.207.882 transaksi pada pekan sebelumnya.
"Kapitalisasi pasar Bursa mengalami kenaikan 0,57 persen menjadi Rp9.368,32 triliun dari Rp9.315,21 triliun pada pekan sebelumnya," katanya dalam keterangan resmi, dikutip Sabtu (29/10/2022).
Kemudian, rata-rata volume transaksi Bursa berubah 3,79 persen menjadi 22,052 miliar saham dari 22,921 miliar saham. Rata-rata nilai transaksi harian Bursa mengalami perubahan 5,55 persen menjadi Rp13,01 triliun dari Rp13,77 triliun.
Investor asing pada Jumat (28/10/2022) mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp1,45 triliun dan sepanjang tahun 2022 investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp79,78 triliun.