Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Cinta Laura (OASA) Ekspansi PLTSA Jakbar Rp7 Triliun

Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSA) membutuhkan waktu 32-36 bulan, dengan target groundbreaking awal 2023.
Dari kiri ke kanan: Komisaris PT Maharaksa Biru Energi Tbk Cinta Laura Kiehl, Direktur Utama/CEO PT Maharaksa Biru Energi Tbk Bobby Gafur S. Umar, dan Komisaris PT Maharaksa Biru Energi Tbk John Pieter Nazar, berbincang sebelum Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB)  PT Maharaksa Biru Energi Tbk., di Jakarta, Senin (27/6/2022). RUPSLB PT Protech Mitra Perkasa Tbk. menyetujui pengangkatan Hariyadi BS Sukamdani sebagai Komisaris Utama, dan Cinta Laura Kiehl sebagai Komisaris Perseoran.
Dari kiri ke kanan: Komisaris PT Maharaksa Biru Energi Tbk Cinta Laura Kiehl, Direktur Utama/CEO PT Maharaksa Biru Energi Tbk Bobby Gafur S. Umar, dan Komisaris PT Maharaksa Biru Energi Tbk John Pieter Nazar, berbincang sebelum Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Maharaksa Biru Energi Tbk., di Jakarta, Senin (27/6/2022). RUPSLB PT Protech Mitra Perkasa Tbk. menyetujui pengangkatan Hariyadi BS Sukamdani sebagai Komisaris Utama, dan Cinta Laura Kiehl sebagai Komisaris Perseoran.

Bisnis.com, JAKARTA - Usai rights issue November nanti, emiten dengan komisaris Cinta Laura, PT Maharaksa Biru Energi Tbk. (OASA) bakal mengerjakan proyek hijau pertama pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSA) di Jakarta Barat senilai Rp7 triliun.

Direktur Utama Maharaksa Biru Energi Bobby Gafur Umar bercerita calon cucu usahanya PT Indoplas Karya Energi (IKE) bakal mengelola PLTSA di Jakarta Barat mulai dari pembangunan hingga beroperasi.

"Sekitar Rp7 triliun nilai proyeknya, kelola 2.000 ton sampah per hari, jadi listrik nantinya. Energinya masuk ke jenis biomassa," terangnya dalam konferensi pers, Jumat (21/10/2022).

Dia menerangkan pembangunan membutuhkan waktu 32-36 bulan. Dengan target groundbreaking awal 2023, diharapkan 2025 sudah beroperasi dengan masa konsesi 30 tahun.

Menurutnya, proyek green energy pertama ini bakal berdampak signifikan terhadap pendapatan perseroan ke depan dan menjadi bisnis inti perseroan.

Selain energi hijau, OASA bakal menggarap lini bisnis industri hijau, produksi biokimia dan bioenergi, serta smart city.

Menurutnya, begitu groundbreaking proyek pertama, anak usahanya PT Telesys Indonesia (TI) bakal menjadi kontraktor yang tak hanya mengerjakan konstruksi telekomunikasi, tapi juga konstruksi industri hijau, pembangkit listrik maupun manufakturing, serta produk biokimia dan bioenergi.

Telesys Indonesia bakal mengerjakan pula konstruksi PLTSA di Jakarta Barat dan menjadi pendapatan utama perseroan pada 2023 mendatang.

TI bakal mendapatkan pengembangan kegiatan usaha trading produk Bio Propylene Glycol dan pengembangan bisnis sehubungan dengan pengerjaan proyek wood pellet di Provinsi Bangka Belitung. Adapun, produk bio propylene glycol bakal dijual dengan tujuan utama ekspor ke Jepang.

Dalam prospektus ringkas rights issue yang disampaikan ke BEI, OASA menyebutkan jumlah saham yang direncanakan untuk diterbitkan adalah sebanyak-banyaknya 4.303.200.000 saham biasa dengan nilai nominal Rp100 per saham. Adapun harga pelaksanaan sebesar Rp100 per saham, sehingga perseroan berpeluang meraih dana segar Rp430,3 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper