Bisnis.com, JAKARTA – Emiten milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo PT MNC Energy Investments Tbk. (IATA) bersiap melaksanakan penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue senilai Rp2,67 triliun setelah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan pernyataan efektif.
Emiten grup MNC tersebut berencana menerbitkan 14,84 miliar saham baru Seri B dengan harga pelaksanaan Rp180 per saham dengan rasio 10:13. Artinya 10 saham yang dimiliki berhak untuk mendapatkan 13 HMETD.
Selain itu, IATA juga akan memberikan tambahan hak dengan menerbitkan 2,96 miliar waran Seri I dimana setiap 5 saham hasil pelaksanaan rights issue melekat 1 waran dengan harga pelaksanaan Rp210.
"Setelah dilaksanakannya rights issue ini, IATA akan dimiliki langsung oleh PT MNC Asia Holding Tbk (BHIT)," bunyi pernyataan resmi manajemen IATA, dikutip Selasa (18/10/2022).
Dana yang terkumpul dari rights issue sebesar Rp2,67 triliun akan digunakan untuk pelunasan seluruh promisorry notes perseroan yang diterbitkan kepada BHIT dengan cara membayar dengan uang dan/atau dengan konversi hak tagih menjadi saham perseroan dalam ragka pengambilalihan PT Bhakti Coal Resources (BCR). Selain itu, dana rights issue akan digunakan sebagai modal kerja dan pengembangan usaha di sektor pertambangan batu bara.
Kemudian dana itu juga digunakan sebagai setoran modal kepada PT Bhakti Migas Resources (BMR) untuk investasi pengembangan usaha disektor migas.
Baca Juga
Terkait rencana rights issue tersebut, berikut jadwalnya:
- 17 Oktober 2022, pernyataan efektif dari OJK
- 25 Oktober 2022, cum HMETD
- 27 Oktober 2022, recording date
- 31 Oktober 2022 - 11 November 2022, perdagangan HMETD
- 2-15 November 2022, distribusi saham
- 16 November 2022, penjatahan saham tambahan
- 18 November 2022, distribusi saham tambahan
Sedangkan jadwal perdagangan Waran Seri I dimuulai pada 31 Oktober 2022 hingga 27 Oktober 2025, dengan periode pelaksanaan pada 2 Mei 2023 hingga 30 Oktober 2025.