Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah dibuka melemah pada perdagangan Jumat (14/10/2022), kendati indeks dolar mengalami penurunan.
Mengutip data Bloomberg, pukul 09.10 WIB, rupiah dibuka melemah 11 poin atau 0,07 persen ke Rp15.372 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS terpantau melemah tipis 0,07 persen ke 112,28.
Mata uang lainnya di Asia juga masih mencatat pelemahan di antaranya yen Jepang melemah 0,07 persen, rupee India melemah 0,05 persen, ringgit Malaysia melemah 0,10 persen, dan baht Thailand melemah 0,15 persen.
Namun, sejumlah mata uang lainnya perkasa seperti won Korea Selatan terpantau menguat 0,32 persen, dolar Taiwan menguat 0,04 persen, dan yuan China menguat 0,06 persen.
Dolar jatuh terhadap sebagian besar mata uang utama dalam perdagangan yang fluktuatif pada akhir transaksi Kamis (Jumat pagi WIB), setelah awalnya melonjak menyusul laporan inflasi AS yang lebih panas dari perkiraan. Beberapa investor menganggap respons awal pasar terhadap data tersebut berlebihan, mengutip Antara.
Data menunjukkan harga konsumen AS meningkat lebih dari yang diharapkan pada September dan tekanan inflasi yang mendasari terus meningkat, memperkuat ekspektasi bahwa Fed akan memberikan kenaikan suku bunga 75 basis poin (bps).
Baca Juga
Indeks harga konsumen naik 0,4 persen bulan lalu setelah naik 0,1 persen pada Agustus, Departemen Tenaga Kerja mengatakan pada Kamis (13/10/2022). Ekonom memperkirakan IHK naik 0,2 persen. Dalam 12 bulan hingga September, IHK meningkat 8,2 persen setelah naik 8,3 persen pada Agustus.
Mengikuti data, Fed Fund Rate telah memperkirakan peluang 9,1 persen dari kenaikan suku bunga 100 basis poin, dan probabilitas 90,9 persen untuk kenaikan 75 basis poin pada pertemuan kebijakan Federal Reserve bulan depan.
Bersama dengan rupiah, kemarin sejumlah mata uang lainnya di Asia juga mengalami pelemahan di antaranya dolar Singapura melemah 0,01 persen, dolar Taiwan melemah 0,17 persen, won Korea Selatan melemah 0,45 persen, dan yuan China melemah 0,24 persen.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.340 - Rp15.400 per dolar AS.
The Fed juga akan mempertahankan suku bunga tinggi lebih lama dari yang diisyaratkan awalnya, karena berjuang untuk mengendalikan inflasi yang merajalela. Data hari ini diperkirakan akan menunjukkan bahwa inflasi IHK AS tetap di atas 8 persen pada bulan September, mendekati puncak 40 tahun yang dicapai sebelumnya pada 2022.
Sementara itu, dari sisi internal, dalam kondisi ekonomi global yang penuh dengan ketidakpastian, apalagi IMF dan Bank Dunia mengisyaratkan bahwa ekonomi tahun depan akan terjadi kontraksi, maka Presiden Jokowi dan Pemerintah meminta seluruh pihak tetap optimistis dalam menatap masa depan, di mana fundamental ekonomi Indonesia masih memiliki bekal/kondisi bagus untuk bisa bertahan dari badai krisis yang mengancam di tengah berbagai tekanan global.