Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan pertumbuhan pasar modal Indonesia masih cukup stabil dan baik. Hal ini melihat dari pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan pertumbuhan pendapatan serta laba bersih 742 emiten hingga Juni 2022.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Inarno Djajadi melihat pertumbuhan dan potensi ekonomi dari Indonesia masih sangat baik. Dia mencontohkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih menunjukkan tren positif secara year to date (YTD), dibandingkan dengan indeks negara lain yang mengalami koreksi.
"Kalau kita lihat saat ini, kita ini masih merupakan pasar modal yang menarik dari dalam negeri, maupun luar negeri," ucap Inarno di Jakarta, Jumat (14/10/2022).
Di samping IHSG yang cukup stabil, lanjutnya, hal ini diikuti juga dengan kinerja emiten yang cukup baik. OJK mencatat, dari 742 emiten yang telah melaporkan laporan keuangan tengah tahun 2022, sejumlah 491 emiten atau 66,17 persen dari total emiten menunjukkan peningkatan kinerja.
Pertumbuhan pendapatan secara agregat juga tercatat naik sebesar 22,82 persen yoy, dan peningkatan laba menjadi 117,92 persen yoy. Mneurut Inarno, pertumbuhan ini merupakan pertumbuhan tertinggi selama 5 tahun terakhir.
OJK juga mencatat pertumbuhan nilai laba tertinggi dibukukan oleh emiten yang bergerak di bidang transportasi dan logistik sebesar 532,82 persen, diikuti emiten yang bergerak di bidang energi sebesar 280,79 persen, dan kemudian emiten yang bergerak di sektor consumer cyclical 241,62 persen.
Baca Juga
Lebih lanjut, untuk mengantisipasi risiko resesi di 2023, Inarno menuturkan OJK melakukan stress test untuk mengantisipasi hal tersebut. OJK tengah melakukan stress test untuk melihat resiliensi di beberapa sektor ekonomi.
"Tentu ada koreksi di perekonomian kita, kalau semua terdampak koreksi global. Tapi, kalau dibandingkan lagi dengan negara lain, kita masih lebih bagus," kata Inarno.