Bisnis.com, JAKARTA — Emiten yang bergerak pada bisnis kertas dan bahan kimia PT Alkindo Naratama Tbk. (ALDO) menargetkan kenaikan pendapatan sebesar dua kali lipat pada 2023, seiring dengan beroperasinya mesin-mesin baru.
ALDO mengincar pendapatan sebesar Rp3 triliun tahun depan, naik 76 persen dari target tahun ini sebesar Rp1,7 triliun. Peningkatan target tersebut dipicu penambahan mesin kertas cokelat berbahan daur ulang (recycled brown paper) pada anak usaha ALDO, PT Eco Paper Indonesia.
ALDO juga sedang mengembangkan mesin kedua dengan kapasitas 500 ton per hari. Saat ini Eco Paper memiliki satu mesin produksi dengan kapasitas 250 ton per hari untuk produk kertas cokelat berbahan daur ulang.
“Kami mengharapkan mesin baru dapat beroperasi pada akhir tahun ini. Dengan bertambahnya mesin baru, produksi recycled brown paper akan meningkat menjadi 220.000 ton per tahun dari kapasitas produksi saat ini yang sekitar 80.000 ton per tahun,” kata Direktur Utama Alkindo Naratama Herwanto Sutanto dalam keterangan tertulis, Senin (10/10/2022).
Selain karena bertambahnya kapasitas produksi, ALDO juga optimistis peningkatan kinerja didukung oleh makin terbukanya pasar produk daur ulang. Setelah pandemi, permintaan terbesar pada produk kertas daur ulang berasal dari Fast Moving Consumer Good (FMCG) dan e-commerce.
Herwanto mengatakan ALDO melakukan inovasi untuk melayani pasar tersebut, salah satunya dengan memproduksi hexa wrap, yakni kertas cokelat berbentuk struktur sarang lebah dan dapat menggantikan gelembung plastik (bubble wrap).
Baca Juga
Produk lainnya yaitu paper box dan paper bag, kemasan yang terbuat dari kertas yang dapat digunakan sebagai wadah makanan, obat-obatan, kosmetik, dan lain-lain.
Dia mengatakan prospek pasar kemasan kertas masih sangat menjanjikan. Hal ini diiringi dengan makin meningkatnya tren penjualan daring dari tahun ke tahun.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mencatat nilai transaksi e-commerce di Indonesia mencapai Rp108,54 triliun sepanjang kuartal I/2022. Realisasi itu tumbuh 23 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
“Tren belanja online ini sudah menjadi gaya hidup. Namun ada masalah yang ditinggalkan yaitu penggunaan plastik. Kami memberikan solusi dengan produk-produk yang ramah lingkungan dari bahan daur ulang,” katanya.
Pada semester I/2022, ALDO membukukan laba bersih Rp39,31 miliar, naik 31 persen dari Rp30,05 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pada periode tersebut, penjualan bersih ALDO tercatat Rp767,22 miliar, meningkat 15 persen dari Rp669,85 pada semester I/2021.