Bisnis.com, JAKARTA — Emiten farmasi BUMN, PT Kimia Farma Tbk. (KAEF) baru-baru ini menggandeng bank pelat merah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) memperkuat digitalisasi bisnis.
Direktur Utama Kimia Farma David Utama mengatakan, kerja sama tersebut meliputi integrasi Kimia Farma Mobile dengan aplikasi Livin’ by Mandiri, Kopra by Mandiri, pelayanan payment point online bank (PPOB) di semua jaringan apotek Kimia Farma, serta penyediaan solusi value chain financing untuk ekosistem healthcare KAEF.
“Melalui kerjasama ini, layanan yang berbasis mobile digital platform milik Kimia Farma yaitu Kimia Farma Mobile dan Livin’ by Mandiri, akan menjadi platform andalan setiap masyarakat Indonesia dalam mengakses layanan kesehatan,” ujar David dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (5/10/2022).
Nantinya, Kimia Farma Mobile dapat diakses melalui Livin’ by Mandiri di fitur Sukha untuk mempermudah transaksi dengan konsep one stop solution.
Kolaborasi KAEF dan BMRI juga akan mengintegrasikan 7 Solutions Kimia Farma Apotek dengan Kopra by Mandiri sebagai layanan wholesale digital single access.
Platform 7 Solutions akan memudahkan pelayanan kesehatan, transaksi, program rujuk balik hingga homecare di setiap rumah sakit, klinik, dan fasilitas kesehatan lainnya di Indonesia.
Baca Juga
"Harapannya, adaptasi bisnis ini yang mengarah pada digitalisasi transaksi kebutuhan gaya hidup termasuk kebutuhan kesehatan, dapat semakin memperluas pasar Kimia Farma Mobile, Livin’ by Mandiri dan Kopra by Mandiri yang dapat memudahkan masyarakat," imbuh David.
Di sisi lain, Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menjelaskan kerja sama ini merupakan upaya percepatan transformasi bisnis, peningkatan kualitas layanan dan produk dengan membentuk ekosistem digital.
"Kerja sama ini menjadi wujud konsistensi kedua belah pihak, untuk saling mendukung dalam memberikan manfaat dan layanan terbaik kepada masyarakat lewat penyediaan layanan yang dapat diakses secara mudah, cepat dan aman," ujarnya.
Sebagai informasi, pendapatan KAEF sepanjang semester I/2022 tercatat turun 20,4 persen secara tahunan senilai Rp4,4 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp5,5 triliun.
Laba bersih KAEF pun terjun bebas dan berbalik menjadi rugi bersih senilai Rp205,12 miliar. Padahal, pada semester I/2021 KAEF masih membukukan laba bersih Rp57,6 miliar.
KAEF pun berupaya meningkatkan kinerja dengan sejumlah aksi korporasi, di antaranya menggenjot produksi bahan baku obat (BBO) dengan anak usahanya yang bekerja sama dengan perusahaan farmasi Korea Selatan, PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia (KFSP).