Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Dibuka Merah, Menuju Penurunan Tajam Secara Mingguan

Indeks Dow Jones Industrial Average dibuka melemah 0,66 persen, S&P 500 turun 0,60 persen, dan Nasdaq tergelincir 0,51 persen pada awal perdagangan.
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle
Karyawan berada di Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (27/6/2022). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat di Wall Street, New York mengawali perdagangan di zona merah pada Jumat (30/9/2022) waktu setempat, dan berpotensi menutup kuartal III/2022 dengan penurunan tajam secara mingguan.

Berdasarkan data Bloomberg, pada 20.35 WIB, indeks Dow Jones Industrial Average dibuka melemah 0,66 persen atau 191,57 poin ke 29.034,04, S&P 500 turun 0,60 persen atau 21,84 poin ke 3.618,63, dan Nasdaq tergelincir 0,51 persen atau 54,50 ke 10.683,00.

Menurut data analis Charlie Bilello dari Compound Advisors, sebelumnya penurunan sebanyak 2,1 persen S&P 500 pada Kamis (29/9/2022) menandai penurunan ke-49 sebesar 1 persen lebih tahun ini, menandai volatilitas penurunan paling banyak sejak 2009.

Dalam rilis ekonomi, pengukur inflasi pilihan bank sentral AS Federal Reserve menunjukkan harga naik lebih dari yang diharapkan pada Agustus 2022. Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) naik 0,3 persen bulan lalu setelah mundur pada Juli.

Secara tahunan, indeks harga PCE meningkat 6,2 persen. Sementara itu, indeks harga PCE inti, yang tidak termasuk komponen makanan dan energi, naik 4,9 persen secara  tahunan untuk Agustus 2022, naik dari kenaikan 4,7 persen pada Juli 2022.

Sementara itu, Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Jumat bahwa belanja konsumen meningkat 0,4 persen bulan lalu setelah tergelincir 0,2 persen pada Juli 2022.

Di berita korporasi, saham Nike (NKE) termasuk di antara penggerak awal pada perdagangan Jumat setelah perusahaan melaporkan lonjakan 44 persen dalam inventaris dan menguraikan hambatan ekonomi makro lainnya yang membebani kuartal tersebut. Saham perusahaan sempat anjlok 13 persen pada awal perdagangan meskipun pendapatan yang datang sesuai dengan ekspektasi dan menegaskan kembali prospek penjualan fiskal penuh.

Lebih lanjut, setelah perubahan kebijakan tiba-tiba oleh Bank of England awal pekan ini untuk memulai kembali pembelian obligasi, investor di AS memiliki harapan sekilas bahwa Federal Reserve dapat mengikuti dan mengurangi langkah sikap moneter agresifnya.

Pada Kamis (29/9/2022), prospek kenaikan 50 basis poin yang lebih lemah pada pertemuan bank sentral November naik di atas 50 persen, tetapi mundur kembali ke sekitar 40 persen karena para pelaku pasar menilai Fedspeak yang hawkish dan pembacaan terendah pada klaim pengangguran tenaga kerja AS dalam lima bulan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper