Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah kembali melemah, dan terkini mencapai Rp15.139,5 per dolar AS. Rupiah terhantam penguatan indeks dolar AS usai kenaikan suku bunga sehingga sinyal resesi kembali menyala
Pada pembukaan perdagangan Selasa (27/9/2022) pukul 09.01 WIB, rupiah bergerak turun 10 poin atau 0,07 persen ke Rp15.139,5 per dolar AS. Sementara itu indeks dolar AS turun 0,22 persen atau 0,24 poin ke 113,85.
Bersama rupiah, seluruh mata uang di Asia Pasifik terpantau melemah dengan rupee India 0,78 persen, yuan Cina 0,35 persen, ringgit Malaysia 0,08 persen, dan dolar Taiwan turun 0,05 persen.
Sementara itu terdapat beberapa mata uang di Asia Pasifik yang terpantau menguat seperti won Korea Selatan yang naik 0,24 persen, dolar singapura 0,19 persen, baht Thailand 0,15 persen, yen Jepang 0,12 persen, dan peso Filipina 0,06 persen.
Analis pasar keuangan Ariston Tjendra mengatakan rupiah masih berpotensi melemah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini. Hal ini karena antisipasi pasar terhadap ekspektasi kebijakan pengetatan moneter dari bank sentral AS alias The Fed masih cukup agresif sehingga berdampak pada pelemahan rupiah.
"Isu resesi global juga menambah tekanan untuk rupiah sebagai aset berisiko," ujar Ariston kepada Bisnis, Selasa (27/9/2022).
Lebih lanjut, Ariston menyebut resesi global dapat memberi tekanan terhadap perekonomian Indonesia lantaran adanya potensi turunnya permintaan terhadap komoditas.
Ariston menyebut rupiah berpotensi tertekan ke level Rp15.150 dengan support pada kisaran Rp15.080 per dolar AS.