Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Ditutup Melemah, BUMI & BRMS Jatuh dan Sulit Bangkit Lagi?

Pada akhir IHSG hari ini, sebanyak 134 saham menguat, 442 saham melemah dan 128 saham stagnan.
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (9/8/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (9/8/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan hari ini, Senin (26/9/2022).

Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 15.00 WIB IHSG berada pada posisi 7.127,50 atau terkoreksi 0,71 persen. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada rentang 7.039,24 - 7.178,50.

Tercatat, 134 saham menguat, 442 saham melemah dan 128 saham bergerak di tempat. Kapitalisasi pasar terpantau pada posisi Rp9.385,94 triliun.

PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM) terpantau menjadi saham dengan koreksi terbesar hari ini setelah turun 6,97 persen ke Rp374.

Saham lain yang terpantau melemah adalah PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) yang turun 6,80 persen ke Rp137, PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) yang terkoreksi 6,53 persen ke level Rp930 serta PT Adaro Energy International Tbk. (ADRO) dengan pelemahan 4,69 persen ke Rp3.860, dan saham PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) longsor 6,74 persen. 

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora menjelaskan, tren pelemahan baik di pasar saham maupun obligasi utamanya disebabkan oleh keluarnya dana asing dari pasar modal Indonesia. Hal tersebut seiring dengan langkah Bank Indonesia (BI) yang menaikkan suku bunganya dengan cukup agresif.

“Keluarnya dana asing membuat para pelaku pasar melihat instrumen pasar uang saat ini cenderung lebih aman,” jelasnya saat dihubungi Bisnis, Senin (26/9/2022).

Sebelumnya Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang menyebut IHSG berpotensi mengejar level 7.207 pada perdagangan hari ini. Meski demikian, ia menyebut IHSG rawan lemah akibat terkoreksinya indeks DJIA dan sejumlah komoditas.

Edwin mengatakan kekhawatiran investor bahwa AS akan masuk kedalam lembah resesi akibat agresivitas The Fed menaikkan suku bunga, mengakibatkan tekanan jual di Wall Street tetap berlanjut di hari keempat.

"Walaupun setelah pengumuman kenaikan FFR dan Wall Street terjadi beberapa hari sebelumnya, Indeks Dow Jones kembali terjungkal pada Jumat sebesar 1,62 persen," ungkap Edwin dalam riset, Senin (23/9/2022).

Apa lagi, selain kenaikan suku bunga pekan lalu, The Fed juga merencanakan kenaikan kembali menaikkan FFR sekitar 125 bps (1,25 persen) di dua pertemuan The Fed hingga akhir tahun 2022, dan berlanjut menaikkan FFR hingga 4,6 persen pada 2023.

"Jika faktor terjungkalnya Indeks DJIA dikombinasikan dengan kembali turunnya harga beberapa komoditas seperti batu bara turun 2,48 persen, emas turun 1,75 persen, minyak turun 4,86 persen, nikel turun 4,06 persen, CPO turun 2,31 persen, dan kembali naiknya yield obligasi AS tenor 2 tahun yang sudah berada dilevel 4,203 persen di tengah pelemahan rupiah menuju  Rp15.100, berpotensi menjadi sentimen negatif pendorong IHSG berlanjut turun dalam perdagangan Senin ini," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper