Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Ditutup Menguat, Saham ASHA Kena ARB Simetris saat Saham ELIT hingga AMMN Ditutup Melonjak

IHSG ditutup menguat 0,27 persen atau 19,09 poin ke level 6.996 pada perdagangan Senin (4/9/2023).
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Rabu (30/8/2023). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,27 persen atau 19,09 poin ke level 6.996 pada perdagangan Senin (4/9/2023). Saham ASHA menjadi satu-satunya saham yang mencicipi ARB simetris hari ini.

Berdasarkan data Bloomberg, sebanyak 257 saham menguat, 277 saham melemah, dan 225 saham stagnan. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran 6.974-7.007. Kapitalisasi pasar tercatat mencapai Rp10.345 triliun.

Saham ELIT menjadi saham dengan peningkatan tertinggi, yakni mencapai 15 persen ke level Rp115. Penguatan ini disusul saham SGER dan MARI yang naik masing-masing 11,23 persen dan 10,77 persen ke level Rp1.535 dan Rp72 per saham. 

Sementara itu, saham PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk. (ASHA) menjadi satu-satunya saham yang mencicipi ARB simetris 35 persen, yakni dengan melemah 34,94 persen ke level Rp54 per saham. Saham ASHA turun dari level Rp83 pada perdagangan sebelumnya menuju ke Rp54 per saham. 

Sementara itu, saham-saham berkapitalisasi pasar besar seperti AMMN, BBRI, BMRI, hingga BBNI ditutup menguat hari ini dengan peningkatan masing-masing 4,63 persen, 0,9 persen, 0,41 persen, dan 3 persen.

Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya mengatakan mengawali pekan ini, IHSG bergerak sejalan dengan pergerakan bursa regional Asia yang menguat akibat kembali menggeliatnya aktivitas manufaktur China dan juga kenaikan harga minyak dunia. 

Rilis China PMI Manufacturing naik dari sebelumnya 49,2 menjadi 51. Hal ini memberikan petunjuk aktivitas manufaktur China kembali ekspansi.

Selanjutnya sentimen juga datang dari US PMI Manufacturing yang naik dari sebelumnya 47 menjadi 47,9. Meskipun PMI Manufacturing ini bertumbuh, tetapi pertumbuhannya masih berada pada zona kontraksi. 

Sentimen dari AS juga datang dari rilis tingkat pengangguran AS periode Agustus yang menunjukkan kenaikan menjadi 3,8 persen. Hal ini menurut Pilarmas Sekuritas akan membuat pasar berspekulasi bahwa The Fed akan menunda kenaikan suku bunga bulan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper