Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Deretan Saham Pemberat IDXINDUS, MPLP dan SCCO Koreksi Dalam

Emiten sektor industrial yang tergabung dalam indeks sektoral IDXINDUS tengah mengalami tren pergerakan menanjak. Tetapi masih saja ada saham yang menurun.
Karywan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (20/9/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karywan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (20/9/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten sektor industrial yang tergabung dalam indeks sektoral IDXINDUS tengah mengalami tren pergerakan menanjak secara tahun berjalan alias year-to-date (ytd). Meski demikian ada beberap saham yang justru mengalami pelemahan. Siapa saja mereka?

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada penutupan pekan lalu, menujukkan emiten industri mengalami peningkatan hingga 30,72 persen sejak awal tahun. Sebagai komparasi, pertumbuhan itu hanya kalah dari sektor energi yang mampu terbang 70 persen.

Di tengah penguatan sektor indsutri, beberapa emiten dalam sektor tersebut justru terpantau melemah. PT Multipolar Tbk. (MLPL) menjadi emiten yang paling memberatkan sektor industrial. Berdasarkan data Bloomberg, MLPL tercatat menekan sektor industrial hingga 10,75 persen.

Secara ytd, saham MLPL parkir di level Rp139 per saham atau turun 62,43 persen. Adapun price earning ratio (PER) perseroan saat ini berada di posisi 13.58x.

Pada urutan kedua terdapat emiten PT Mark Dynamics Indonesia Tbk. (MARK) yang memberatkan sektor industrial hingga 1,40 persen. Namun, angka tersebut masih terlampau jauh dari MLPL. Saham MARK secara ytd berada pada level Rp810 atau turun 21,11 persen. PER dari MARK saat ini berada pada posisi 7.37x.

Ketiga adalah PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk. (SCCO) yang memberatkan sektor industrial hingga 0,38 persen. Saham TFAS berada pada level Rp8.975 atau turun 11,94 persen. PER dari SCCO saat ini berada di posisi 8.42x.

Dibawah SCCO, terdapat emiten PT Jemblo Cable Co Tbk. (JECC) dengan angka 0,31 persen. Saham JECC ada di level Rp4.850 atau turun 19,83 persen. Saat ini PER dari JCC mencapai 9.16x.

Berikutnya adalah PT Nusatama Berkah Tbk. (NTBK) yang memberatkan hingga 0,24 persen. Saham NTBK berada pada level Rp50 atau turun 49,93 persen. PER dari NTBK saat ini mencapai 132.09x.

Sama seperti NTBK, PT Voksel Electric Tbk. (VOKS) memberatkan sektor industrial hingga 0,24 persen. Saham VOKS tercatat pada level Rp163 atau melemah 9,44 persen. PER dari VOKS saat ini tercatat merah -2.22x.

Pada urutan ketujuh terdapat PT Shield-On Service Tbk. (SOSS) yang memberatkan sektor industrial hingga 0,19 persen. Saham SOSS secara ytd melemah 27,37 persen atau parkir di level Rp276. Adapun PER dari SOSS berada di posisi 11.30x.

Dibawah SOSS terdapat emiten PT Surya Pertiwi Tbk. (SPTO) yang menekan hingga 0,13 persen. Saham TECH tercatat melemah 7,91 persen atau parkir di level Rp565. Angka PER dari SPTO berada di posisi 9.57x.

Berikutnya adalah saham yang baru-baru ini dibeli oleh Gery Tanoesoedibjo yang merupakan keponakan Hary Tanoesoedibjo, yakni PT Dosni Roha Indonesia Tbk. (ZBRA) dengan angka 0,11 persen. Saham ZBRA tercatat melemah 4,35 persen dengan parkir di level Rp550. PER dari ZBRA saat ini juga tercatat merah pada posisi -20.40x.

Terakhir adalah PT Ateliers Mecaniques D'Indonesia Tbk. (AMIN) dengan angka 0,10 persen. Saham AMIN parkir di level Rp142 atau turun 25,26 persen secara ytd. PER perseroan saat ini berada pada posisi 173.97x

Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan dari sisi teknikal IDX Industrial masih terdapat peluang penguatan pada level 1.350 sampai 1.380. Hal ini dengan catatan sektor industrial tidak terkoreksi di bawah 1.283 sebagai support.

"IDX Industrial sendiri selama tidak terkoreksi ke bawah 1283 sebagai supportnya maka masih terdapat peluang penguatan di sektor ini yg kami perkirakan akan menguji 1350-1380," ujar Herditya kepada Bisnis pada Senin (26/9/2022).

Adapun untuk sektor industrial Herditya merekomendasikan saham ASII dengan Buy on Weakness (BoW) pada target harga per saham 7.300-7.700.

Berikutnya Herditya merekomendasikan MLIA dan MLPL dengan Speculative Buy dengan masing-masing target harga 600-640 dan 150-160 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper