Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Menguat Respons Putusan Suku Bunga, Saham ADRO-BYAN Hot

IHSG ditutup menguat 0,43 persen atau naik 30,59 poin ke posisi 7.218,9 pada akhir perdagangan setelah pengumuman BI mengerek suku bunga.
IHSG ditutup menguat 0,43 persen atau naik 30,59 poin ke posisi 7.218,9 pada akhir perdagangan setelah pengumuman BI mengerek suku bunga. Bisnis/Fanny Kusumawardhani
IHSG ditutup menguat 0,43 persen atau naik 30,59 poin ke posisi 7.218,9 pada akhir perdagangan setelah pengumuman BI mengerek suku bunga. Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada penutupan perdagangan hari ini Kamis (22/9/2022) pasca Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 4,25 persen.

Berdasarkan data RTI pukul 15.02 WIB, IHSG ditutup menguat 0,43 persen atau naik 30,59 poin ke posisi 7.218,9 pada akhir perdagangan. Sepanjang sesi, IHSG bergerak di rentang 7.127,45—7.225,51.

Sebanyak 277 saham parkir di zona hijau, 233 saham melemah, dan 185 saham bergerak di tempat.

Saham PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) menjadi yang paling banyak ditransaksikan secara volume yakni sebanyak 8,5 miliar lembar dengan nilai transaksi Rp1,3 triliun. BUMI ditutup stagnan pada level Rp157.

Selanjutnya, saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) mencatatkan transaksi Rp605,9 miliar. Saham emiten yang dinakhodai Garibaldi Thohir itu naik 4,86 persen ke Rp4.100. 

Di jajaran saham-saham berkapitalisasi besar, PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) menjadi saham dengan paling kuat dengan kenaikan 0,61 persen sehingga parkir di posisi 65.700. Selanjutnya terdapat ASII yang naik 0,35 persen ke harga 7.175 dan BBRI naik 0,22 persen ke 4.560 per saham.

Sementara itu, saham big caps dengan penurunan terbesar mencakup BMRI melemah 0,81 persen, ARTO turun 1,66 persen, dan TPIA melemah 3,04 persen.

Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang dalam riset hariannya mengatakan IHSG berpotensi melemah setelah kenaikan 75 basis poin pada September ini. Hal ini memunculkan kekhawatiran pasar jika The Fed akan menaikkan kembali suku bunga sekitar 125 bps atau 1,25 persen di dua pertemuan selanjutnya hingga akhir 2022.

Kemudian perkiraan The Fed menaikkan suku bunga terus berlanjut hingga 4,6 persen pada 2023 menurut Edwin menjadi faktor Wall Street kembali dilanda aksi jual. Alhasil Indeks Dow Jones terjun bebas pada hari kedua sebesar 1,70 persen pada perdagangan Rabu (21/9/2022) waktu setempat. Ini berarti dalam 2 hari perdagangan saja Dow Jones turun sebesar 2,71 persen.

Selain itu, indeks EIDO juga terpantau menurun sebesar 0,29 persen. Ditambah lagi harga beberapa komoditas seperti minyak mentah terpantau melemah sebesar 1,35 persen, nikel turun 0,55 persen pada perdagangan kemarin.

Lalu kembali jatuhnya nilai tukar Rupiah di level Rp15.000 per dolar AS, menurut Edwin menjadi sentimen negatif bagi perdagangan di Bursa Efek Indonesia pada hari ini.

“[Sentimen-sentimen tersebut] berpeluang menjadi sentimen negatif bagi perdagangan di Bursa Indonesia Kamis ini,” tulis Edwin dalam riset hariannya, Kamis (22/9/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper